Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Diprediksi Jadi Mata Uang dengan Kinerja Terburuk di Asia

Kompas.com - 21/12/2015, 11:07 WIB
KOMPAS.com — Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mendapatkan predikat sebagai mata uang terburuk di kawasan Asia menyusul melemahnya mata uang garuda dalam beberapa waktu belakangan ini.

Salah satu yang membuat rupiah berkinerja buruk adalah cadangan devisa yang makin menipis, serta kerentanan Indonesia terhadap capital outflow atau aliran modal lari ke luar negeri.

Ekonom dari Societe Generale SA Jason Daw, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Senin (21/12/2015), menuturkan, hal ini akan membuat rupiah menggantikan posisi ringgit yang sebelumnya masuk dalam mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia.

"Mata uang rupiah benar-benar menjadi perhatian kami karena mata uang tersebut rentan terhadap capital outflow," ujar Jason Daw.

Sejumlah analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan, rupiah akan melemah hingga 6,2 persen terhadap dollar AS antara 30 November dan akhir 2016.

Pelemahan itu dua kali dari yang dialami oleh ringgit Malaysia. Sebelumnya, rupiah juga pernah melemah pada 2012 dan 2013, masing-masing 5,9 persen dan 21 persen.

Kondisi itu terjadi lantaran melemahnya harga komoditas serta naiknya suku bunga The Fed yang memicu terjadinya pelarian modal asing di negara-negara berkembang.

Di sisi lain, semakin menipisnya cadangan devisa Indonesia dan porsi investor asing yang memegang 38 persen obligasi lokal juga membuat Indonesia makin rentan terhadap pelarian modal asing.

Dengan melihat berbagai pertimbangan tersebut, Societe Generale memprediksi, rupiah akan turun hingga 15.300 per dollar AS pada akhir 2016.

Buruknya kinerja rupiah hanya dapat "disaingi" oleh mata uang peso Argentina dan real Brasil.

Cadangan devisa Indonesia telah turun hingga 10 persen pada tahun ini dan berada di level terendah sejak Desember 2013. Kondisi itu akan semakin membatasi usaha Bank Indonesia dalam mempertahankan nilai tukar rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com