Senior Economist Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy mengatakan, setelah kenaikan 25-50 basis poin pada pekan lalu, kenaikan FFR tahun depan diprediksi dilakukan secara gradual dan terbatas.
"Pasar ekspektasinya 2-3 kali," kata Leo, di Jakarta, Senin (21/12/2015).
Leo mengatakan, apabila kenaikan FFR sesuai dengan ekspektasi market, maka dampak terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan menyebabkan volatilitas kurs.
Hal itu disebabkan kenaikan FFR tahun depan hanya di kisaran 50-75 basis poin. Berbeda dari kenaikan FFR pada 1999 yang besarnya antara 150-200 BPS. "Kedua, respon bank sentral negara-negara lain, berbeda," kata dia.
Pada kenaikan FFR tahun 2004, bank-bank sentral negara-negara lain merespons dengan kenaikan suku bunga acuan.
Tahun depan, perkiraan bank-bank sentral negara-negara lain ikut kerek suku bunga sangat kecil. Bahkan beberapa bank diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga acuannya seperti Korea Selatan, Jepang, dan China.
"Hal ini dikarenakan kecepatan negara-negara dalam pemulihan ekonomi berbeda-beda, karena ada new normal," ucap Leo.