Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Perbankan Indonesia Jangan Sok Jago...

Kompas.com - 22/12/2015, 23:19 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan Indonesia diminta untuk menyasar negara berkembang di ASEAN ketimbang Singapura atau Malaysia. Hal tersebut disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli di JCC Senayan, Selasa (22/12/2015).

Dia menilai, perbankan Indonesia pasti kalah jika dipaksakan untuk bersaing dengan perbankan Singapura atau Malaysia.

"Saya lebih senang jika bank-bank Indonesia tidak sok jago bersaing dengan bank-bank di Singapura atau Malaysia. Pasti kalah," ujar Rizal.

Menurut dia, perbankan  Indonesia sudah terbiasa dengan selisih bunga pinjaman sebesar 6 hingga 7 persen. Hal ini menunjukan kompetisi antar bank di Indonesia belum tajam.

Dia menuturkan, walaupun jumlah bank di Indonesia banyak, terapi kompetisinya belum tajam. "Logikanya kalau banyak bank kompetisinya harusnya makin tajam," ujar Rizal.

Karena kompetisi yang tidak tajam, kata dia, inovasi bank di Indonesia tidak setajam bank-bank di Singapura atau Malaysia. Maka, Rizal menyarankan bank Indonesia akan lebih baik jika masuk ke negara-negara ASEAN yang masih berkembang.

"Saya lebih suka jika bank Indonesia masuk ke negara-negara seperti Myanmar, Laos atau sebagainya," ujar mantan menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini.

"Kalau masuk ke Laos, Myanmar dan Vietnam kita pasti jadi raja. Barangkali 10 tahun lagi baru masuk ke Malaysia atau Singapura," tambah Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com