Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Depan, Tarif Listrik Bisa Turun Lagi

Kompas.com - 29/12/2015, 16:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diminta untuk kaji ulang skema tarif penyesuaian listrik menyusul pemberlakuan skema ini untuk dua golongan pelanggan lagi, yakni untuk pelanggan rumah tangga 1.300 VA dan 2.200 VA per Desember 2015.

Menurut Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, skema tarif penyesuaian menunjukkan tidak hadirnya negara dalam mengatur komoditas strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Ketiga indikator penetapan tarif penyesuaian, yakni harga minyak mentah Indonesia, kurs rupiah terhadap dollar AS, dan inflasi dianggap sebagai mekanisme pasar murni.

Meskipun ada anggapan seperti itu, Kasubdit Tarif Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman mengatakan, sebenarnya skema tarif penyesuaian masih menunjukkan kehadiran negara.

Selain itu, skema tarif penyesuaian ini tidak seperti yang dikhawatirkan masyarakat, yakni akan selalu naik tiap bulan.

"Tariff adjustment (tarif penyesuaian) tidak hanya naik terus. Dia bisa turun tergantung nanti ada perbedaan kurs tidak, dan indikator lain," kata Jisman dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (29/12/2015).

Dia bilang, saat harga minyak mentah Indonesia rendah terimbas harga minyak mentah dunia seperti sekarang ini, tarif listrik pun berpeluang turun. Pada bulan-bulan terakhir tahun ini, inflasi pun cukup terkendali sehingga ada peluang bahwa tarif listrik turun pada bulan Januari 2016.

"Pada Januari nanti, tarif listrik (1.300 VA) bisa turun menjadi Rp 1.409 per kilowatt hour (kWh). Jadi, tidak selalu naik; bisa turun, tergantung kondisi itu," kata dia.

Pada Desember ini, rata-rata kenaikan tarif listrik sebesar 11 persen. Tarif listrik untuk golongan rumah tangga 1.300 VA naik menjadi Rp 1.509,38 per kWh. Sejak Januari 2015, tarif listrik untuk golongan tersebut dibanderol sebesar Rp 1.352 per kWh.

Sebagai informasi, sejak pertengahan tahun lalu, harga minyak dunia terus turun. Sejak pertengahan tahun ini, harga patokan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sudah di bawah 50 dollar AS per barrel. Bahkan, sejak beberapa pekan ini, harga patokan minyak mentah WTI sudah di bawah 40 dollar AS per barrel.

Pada hari ini, minyak mentah WTI turun 1,29 dollar AS atau 3,39 persen dibanding hari kemarin, ke posisi 36,81 dollar AS. Harga ini merupakan yang terendah dalam 11 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com