Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Myanmar, Ini Alasan BNI

Kompas.com - 31/12/2015, 16:18 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Negara Indonesia (BNI) tertarik untuk masuk ke Myanmar. Salah datu negara yang sedang berkembang di Asia Tenggara ini dinilai memiliki potensi yang besar untuk bisnis perbankan.

"Akan dibentuk untuk fokus di Myanmar. Karena potensinya cukup besar," ujar Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo di kantor pusat BNI, Jakarta Kamis (31/12/2015).

Menurut dia, Myanmar adalah negara dengan potensi perbankan yang cukup tinggi dibandingkan Laos atau Vietnam. Karena di Myanmar saat ini banyak proyek pembangunan yang turut melibatkan BUMN dari Indonesia.

"Banyak BUMN dari kita yang mengerjakan proyek di sana. Karena Myanmar lagi tumbuh dan dibuka," ujar dia.

Selain itu, menurut Rico, persaingan perbankan di Myanmar tidak terlalu tajam jika dibandingkan dengan Vietnam atau negara lain seperti Laos.

"Di Vietnam, bisnis usahanya lebih tough dan terlalu beresiko. Jadi kita lihat Myanmar," ujarnya.

Rico mengatakan, saat ini BNI sudah memiliki representative office atau kantor perwakilan di Myanmar. Tugasnya, sebatas untuk membangun jaringan komunikasi di Myanmar sehingga membuka jaringan bisnis.

"Kantornya sudah selesai dari Agustus, tapi license (surat izin) untuk beroperasi secara de facto kita dapat 30 Desember ini. Jadi sebenarnya sudah beroperasi," tutur Rico.

Ketika ditanya apakah BNI berencana untuk membuka cabang penuh di Myanmar, Rico belum bisa memastikan. Kata dia, masih banyak hal yang harus dipertimbangkan.

"Kalau full branch, jujur saja kami ingin. Melihat potensi ada kurang lebih 600 orang kita di sana, tapi masih harus melihat dulu potensinya seperti apa," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com