Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market mencapai kisaran 3,9 persen pada tahun 2015, hampir separuh lebih tinggi ketimbang 2010.
Di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi kelompok negara tersebut diprediksi naik menjadi 4,5 persen.
Berikut dua alasan yang diyakini bisa mendongkrak penguatan ekonomi negara-negara emerging market.
1. Harga minyak dan komoditas yang stabil
Banyak negara berkembang mengandalkan komoditas seperti minyak, tembaga, dan barang tambang lainnya sebagai motor ekonomi. Namun, harga minyak dan komoditas anjlok selama 2015.
Para ekonom memandang meski belum sepenuhnya menguat, namun harga dua sumber ekonomi tersebut tidak akan sebergejolak di tahun 2015. Rendahnya harga komoditas tidak baik bagi negara berkembang, namun harga yang lebih stabil lebih baik ketimbang bergejolak. Stabilitas ini dapat meyakinkan investor untuk kembali menanam modal di negara berkembang.
2. Perlambatan China lebih terarah
Di tahun 2015, China yang merupakan ekonomi terbesar kedua dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi terburuk sejak 2009. Ini menandai perlambatan ekonomi negara tersebut, yang merupakan importir utama komoditas mentah dari Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin.
China tengah bertransisi dari ekonomi berbasis manufaktur dan konstruksi menjadi berbasis konsumen, artinya permintaan akan komoditas menjadi lemah. Banyak ahli berpandangan pertumbuhan China akan lebih melambat di tahun 2016, namun tidak cepat. Kondisi China yang stabil akan berdampak baik bagi negara yang bergantung padanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.