Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Negara "Emerging Market" Akan Pulih di 2016, Ini Alasannya

Kompas.com - 31/12/2015, 18:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - 2015 bukan tahun yang baik bagi negara-negara berkembang sejak krisis keuangan global tahun 2009. Namun, setelah pelemahan pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir, ekonomi negara-negara berkembang diyakini akan kembali pulih pada tahun 2016.

Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market mencapai kisaran 3,9 persen pada tahun 2015, hampir separuh lebih tinggi ketimbang 2010.

Di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi kelompok negara tersebut diprediksi naik menjadi 4,5 persen.

Berikut dua alasan yang diyakini bisa mendongkrak penguatan ekonomi negara-negara emerging market.

1. Harga minyak dan komoditas yang stabil
Banyak negara berkembang mengandalkan komoditas seperti minyak, tembaga, dan barang tambang lainnya sebagai motor ekonomi. Namun, harga minyak dan komoditas anjlok selama 2015.

Para ekonom memandang meski belum sepenuhnya menguat, namun harga dua sumber ekonomi tersebut tidak akan sebergejolak di tahun 2015. Rendahnya harga komoditas tidak baik bagi negara berkembang, namun harga yang lebih stabil lebih baik ketimbang bergejolak. Stabilitas ini dapat meyakinkan investor untuk kembali menanam modal di negara berkembang.

2. Perlambatan China lebih terarah
Di tahun 2015, China yang merupakan ekonomi terbesar kedua dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi terburuk sejak 2009. Ini menandai perlambatan ekonomi negara tersebut, yang merupakan importir utama komoditas mentah dari Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin.

China tengah bertransisi dari ekonomi berbasis manufaktur dan konstruksi menjadi berbasis konsumen, artinya permintaan akan komoditas menjadi lemah. Banyak ahli berpandangan pertumbuhan China akan lebih melambat di tahun 2016, namun tidak cepat. Kondisi China yang stabil akan berdampak baik bagi negara yang bergantung padanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com