Tak hanya dipasarkan di Indonesia, target pasar pun akan diperluas dengan ekspor ke sejumlah negara di Asia.
"Untuk ke luar negeri akan diekspor ke Jepang, Korea, Thailand, dan China," ujar Mustoha di Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2016).
Sementara di dalam negeri, selain di Papua, tepung sagu akan didistribusikan ke Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Medan.
Mustoha mengatakan, keberadaan pabrik tersebut akan meningkatkan produksi sagu dalam waktu yang tidak lama.
"Masyarakat petani sagu Papua secara tradisional hanya sanggup mengolah satu batang sagu selama dua minggu karena belum ada alat pengolah yang meningkatkan produksi," kata dia.
Mustoha mengatakan, pada akhir 2015, harga pasaran tepung sagu di Jawa Rp 6.800 perkilogram. Ia yakin, harga tersebut aoan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan pasar akan tepung sagu untuk bahan pangan dan bahan baku industri lainnya.
Pabrik sagu milik Perum Perhutani akan didukung dua buah genset berkapasitas total 1800 kVa untuk operasional pabrik. Sementara kebutuhan solar untuk genset sebanyak 378 liter per jam atau 9.000 liter perhari.