Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Blok Masela dengan "Floating LNG" Dinilai Lebih Murah

Kompas.com - 02/01/2016, 11:27 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha berharap agar pemerintah memberikan keputusan tepat terkait rencana pengelolaan blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.

Hingga kini, pemerintah belum menentukan langkah apa yang akan diambil terkait rencana pengelolaan tersebut.

Menurut politisi Partai Golkar itu, pembangunan kilang gas alam cair (LNG) di tengah laut (floating) atau offshore, lebih murah daripada membangun kilang LNG di darat atau onshore.

"Mengenai blok Masela ini, kita harus berbicara mengenai masalah teknis apakah menggunakan floating LNG atau onshore LNG," kata Satya saat diskusi bertajuk "Gaduh Blok Masela" di Jakarta, Sabtu (2/1/2016).

Ia mengatakan, jika menggunakan floating LNG maka biaya yang perlu dikeluarkan sekitar 17 miliar dollar AS.

Sementara, jika menggunakan onshore, biaya yang dikeluarkan sekitar 19 miliar dollar AS.

Ia menambahkan, keuntungan yang nantinya akan diperoleh negara terkait rencana pengelolaan blok tersebut tidak akan serta-merta diperoleh setelah blok tersebut dibangung.

Sebab, pemerintah tentu perlu mengembalikan biaya yang dikeluarkan atas investasi yang telah dikeluarkan.

"Biasanya keuntungan akan kita nikmati setelah beban negara dipenuhi," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan meminta penjelasan kontraktor kontrak kerja sama Blok Masela, Inpex Masela Ltd, terkait rencana pengelolaan Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.

Keputusan pengelolaan akan diambil setelah Jokowi mendengar penjelasan dari kontraktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com