Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bujuk Pemuda Jadi Petani dengan Modernisasi Pertanian

Kompas.com - 04/01/2016, 15:16 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Modernisasi pertanian di pedesaan dinilai bisa membujuk angkatan kerja muda agar mau bekerja menjadi petani. Pasalnya, selama ini jumlah tenaga kerja muda yang menjadi petani selalu mengalami penyusutan.  (baca: Petani Muda Merosot, Kedaulatan Pangan Terancam?)

"Makanya tahun ini kita bagikan alsintan (alat dan mesin pertanian) lebih banyak, bahkan sampai 100.000 unit. Dengan adanya modernisasi petani di pedesaan, petani muda jadi lebih realistis," ujar Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono di Jakarta, Senin (4/1/2016).

Hari mengatakan, alsintan bisa menarik lebih banyak petani muda karena menawarkan keuntungan dan pendapatan yang lebih besar. Kata dia, dengan bantuan alsintan seorang petani bisa mendapatkan pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan cara manual.

Dia memberi contoh, seorang petani yang memiliki tanah satu hektar sekali panen bisa menghasilkan gabah sebanyak 7 ton. Jika dikalikan dengan harga gabah yang berkisar Rp 4.000 - 5.000 dalam sekali panen petani akan mendapatkan Rp 28 juta.

Dalam setahun dia mengkalkulasikan pendapatan seorang petani bisa mencapai Rp 56 juta.

"Kalau bisa tanam optimal 2 kali setahun, berarti bisa dapat Rp 56 juta. Modalnya paling Rp 10 juta. Pendapatan bisa di atas upah minimum," ujarnya.

Kata Hari, kalkulasi tersebut baru didapat dari komoditas tanam utama. Menurut dia, dalam setahun tanah bisa ditanami komoditas lain yang bisa menambah pendapatan.

"Itu baru main commodity. Belum kalau ditanam jagung atau sebagainya. Apalagi anak muda bisa buka website, terus lihat tanaman apa yang sedang potensial. Menjelang Lebaran bisa tanam melon," sebut dia.

Sebelumnya diberitakan, Kementrian Pertanian salurkan sekitar 100.000 unit alsintan pada 2016. Jumlah alsintan yang disalurkan pada 2016 ini meningkat 20.000 lebih banyak dobandingkan tahun 2015 yang berjumlah 80.000 unit.

Peningkatan jumlah ini, diharapkan bisa meningkatkan produktivitas petani di Indoensia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com