Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2016, Mata Uang Asia Masih Dibayangi Suku Bunga The Fed

Kompas.com - 05/01/2016, 09:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Performa USD yang gemilang di sepanjang tahun 2015 menenggelamkan mata uang Asia. Dari sejumlah mata uang, kinerja ringgit Malaysia paling jeblok. Sementara yen Jepang menjadi mata uang Asia paling mengkilap.

Data Bloomberg pada Senin (4/1/2015) pukul 17.15 WIB memperlihatkan, pairing USD/IDR senilai 13.943. Lalu pasangan USD/SGD senilai 1,4227, USD/MYR 4,3470. Sedangkan pukul 16.25 WIB, USD/JPY senilai 119,00, USD/CNY senilai 6,5313 dan USD/KRW senilai 1.187,63.

Sepanjang tahun 2015, USD/MYR melambung paling tajam yakni 22,78 persen. Disusul USD/IDR dengan penguatan 11,30 persen, USD/KRW sebesar 7,7 persen, USD/SGD sebanyak 7,01 persen. Sedangkan USD/CNY hanya naik 4,6 persen dan USD/JPY hanya menguat tipis 0,0030 persen.

Tahun 2016, mata uang Asia diprediksi masih akan tertekan di tengah rencana kenaikan suku bunga The Fed.

- Ringgit Malaysia
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures, mengatakan, pelemahan ringgit Malaysia juga disebabkan oleh kisruh yang melanda Negeri Jiran pertengahan tahun lalu. Di tengah gempuran keperkasaan USD, terjadi gejolak, dipicu dugaan korupsi Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.

“Tadinya pergerakan RM sejalan dengan mata uang Asia lainnya, namun sejak Juli 2015, penurunan RM kian signifikan,” kata Suluh.

USD/MYR mencapai level tertinggi sejak Desember 2004 di 4,4570 pada 29 September 2015.

Suluh memprediksi, pelemahan ringgit akan berlanjut, terutama kuartal I-2016. Pasar berspekulasi, The Fed kembali menaikkan suku bunga di bulan Maret. Tahun ini, ia memprediksi USD/MYR bergerak di 4,1000–4,4250.

- Rupiah Indonesia
Sementara USD/IDR melesat karena tingginya spekulasi pasar atas kenaikan suku bunga The Fed. Pasangan mata uang ini menyentuh posisi tertinggi sejak Juli 1998 pada 25 September 2015 atau sepekan menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menjadi 14.693.

“Namun pelemahan tidak setajam RM karena pemerintah dan BI (Bank Indonesia) terus melakukan beragam kebijakan yang menjadi tameng bagi rupiah,” jelas Suluh.

Tahun lalu, sebanyak delapan paket kebijakan ekonomi dirilis untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Iklim pemerintahan Indonesia juga lebih stabil karena pasar percaya dan berharap banyak pada rencana-rencana pemerintahan Jokowi,” ujar Suluh.

Ia memprediksi, rupiah akan kembali bergerak melemah di tahun ini di kisaran 13.200–14.500.

- Dollar Singapura
Lain cerita dengan dollar Singapura. Dengan kondisi ekonomi dan politik yang lebih stabil, SGD tidak tertekan dalam.

“Pelemahan memang tidak terhindarkan, karena USD yang menguat tajam, bukan karena SGD buruk,” ungkap Suluh.

Halaman:
Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com