"Jadi ada kabar baik secara ekonomi indeks kebahagiaan meningkat, gini rasio kita mengecil selama dua tahun. Gini rasio itu adalah rasio ketimpangan ekonomi gap orang miskin orang kaya," kata Ridwan Kamil, Selasa (5/1/2016).
Dia menyebut gini rasio Kota Bandung pada tahun 2013 berada di level 0,41. Dari hasil survey terbaru, rasio gini kota ini berada pada level 0,336.
"Artinya pendapatan antara orang miskin dan kelompok orang kaya tidak terlalu jauh di Bandung. Semakin mengecil kan artinya pendapatannya semakin mendekat, sehingga kemakmuran bisa tercapai kalau gini rasionya mengecil. Itu standar bank dunia," tuturnya.
Dia menjelaskan, salah satu faktor menurunya gini rasi Kota Bandung dengan berjalannya sejumlah program ekonomi kemasyarakatan, yang di antaranya kredit melati yang telah memberikan fasilitas kepada 6.000 nasabah.
"Salah satu faktornya adalah program kredit melati sudah 6000 penerima kredit, totalnya Rp. 18 miliar. Kalau dirata-rata perorang menerima Rp 3 juta," kata dia.
Selain itu, lanjut Ridwan Kamil, kenaikan Upah Minimur Kota (UMK) turut membantu memangkas jarak kesenjangan sosial warga Bandung. "Itu juga mempengaruhi semakin tinggi upah minimumnya sehingga bisa mengejar gap dengan kelas menengahnya," jelas Ridwan Kamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.