Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiongkok Alokasikan Rp 7.000 Triliun untuk Bangun Jalur Kereta Api

Kompas.com - 05/01/2016, 15:32 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Tiongkok mengalokasikan dana sekitar 538 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 7.000 triliun untuk pembangunan jalur kereta api di negara tersebut selama 5 tahun ke depan.

Hal itu tertuang dalam rencana pembangunan lima tahun ke-13 yakni periode 2016-2020. Pengalokasian dana sebesar itu untuk mewujudkan ambisi Tiongkok membangun jalur kereta api sepanjang 150.000 kilometer dan jalur kereta berkecepatan tinggi hingga 30.000.

Hal itu disebutkan oleh otoritas perhubungan Tiongkok, yang dikutip media lokal Caixin, di Beijing, Selasa (5/1/2016).
 
Jalur kereta yang dibangun itu akan menghubungkan kota-kota utama dan diprediksi dapat mengurangi waktu tempuh satu hingga delapan jam.

Setidaknya 20 jalur kereta api cepat akan dibangun menghubungkan kota-kota penting dan menjadi prioritas di Tiongkok, seperti dari Beijing menuju Shenyang (Provinsi Liaoning), Taiyuan (Provinsi Shanxi) menuju Zhengzhou (Provinsi Henan) serta di sepanjang jalur barat tengah Tiongkok.

Tak hanya itu, dalam proposal tersebut Tiongkok juga berencana membangun jalur kereta berkecepatan tinggi di bawah laut Bohai.

Saat ini untuk menempuh rute sepanjang 1.000 kilometer, antara Lushun dan Penglai yang dipisahkan Laut Bohai dibutuhkan waktu sepuluh jam.

Jika jalur kereta berkecepatan tinggi antara Lushun dan Penglai yang berada di semenanjung Liaodong dan Shandong dapat dibangun, maka hanya diperlukan waktu sekitar 40 hingga 50 menit.

Sepanjang 2015 Tiongkok telah menghabiskan dana sekitar 126 miliar dolar AS dengan panjang jalur yang dibangun mencapai 900 kilometer dan segera beroperasi.

Jumlah nominal dan capaian jarak tersebut melebihi target yang ditetapkan yakni sekitar 120 miliar dolar AS dengan jarak 8.000 kilometer, demikian Perusahaan Kereta Api Tiongkok.

Kini, dengan telah selesainya pembangunan jalur kereta berkecepatan tinggi di bagian selatan Provinsi Hainan, Tiongkok memiliki jalur kereta cepat sepanjang 19.000 kilometer.

Percepatan pembangunan jalur kereta api tersebut, seiring dengan komitmen pemerintah negara tersebut untuk tetap mendorong pertumbuhan investasi aset tetap, yang pada akhir tahun 2015 tercatat 10,2 persen atau melambat sekitar 13,9 persen year on year.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com