Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Makanan dan Minuman Berharap Bisa Manfaatkan Pusat Logistik

Kompas.com - 06/01/2016, 15:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) mengakui masih ada sejumlah hambatan untuk bisa menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi S. Lukman menyatakan salah satu hambatan yang signifikan mempengaruhi harga pokok produksi (HPP) makanan dan minuman yakni urusan logistik.

Menurut Adhi, saat ini kendala logistik untuk sebagian sektor industri sudah teratasi dengan keberadaan Pusat Logistik Berikat (PLB). Akan tetapi, industri makanan dan minuman sejauh ini belum bisa menikmati fasilitas PLB tersebut.

"Saya ingin mengusulkan polanya bisa seperti industri tekstil. Itu kan bagus. Seperti kapas dimasukkan ke bonded zone (kawasan berikat) kemudian dibeli oleh industri sesuai kebutuhan, dan (dengan) itu banyak yang (bisa) dihemat," kata Adhi ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Adhi menuturkan, keberadaan pusat logistik bisa menghemat biaya custom, biaya demorage, dan biaya bunga. Tanpa adanya fasilitas fasilitas tersebut, importasi bahan baku/penolong harus mengurus L/C selama sebulan, pengiriman sebulan, dan penyimpanan selama sebulan.

"Tiga bulan kami harus bayar bunga," imbuh dia.

Sementara itu jika memanfaatkan fasilitas PLB, pelaku industri tinggal membeli bahan baku/penolong milik vendor yang ada di PLB sesuai kebutuhan. Fasilitas ini diyakini Adhi dapat menghemat banyak biaya logistik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com