Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Ganti Nama, Maybank Finance Kian Siap Hadapi MEA

Kompas.com - 07/01/2016, 14:30 WIB

KOMPAS.com - Usai mengganti nama dari sebelumnya BII Finance, perusahaan pembiayaan Maybank Finance mengaku kian siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kini. Adalah Presiden Drektur Maybank Finance Alexander yang mengatakan hal tersebut pada Kamis (7/1/2016) di Jakarta. "Kami siap menghadapi MEA," kata pria yang menduduki kursi jabatan orang nomor satu di perusahaan tersebut sejak 2007 tersebut.

Lebih lanjut Alexander menerangkan, Maybank Finance memunyai induk perusahan yakni Bank Maybank. Di Indonesia, pada November 2015, Bank Internasional Indonesia (BII)  yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh bank Maybank Malaysia mengumumkan pergantian nama menjadi Bank Maybank. "Maybank adalah perusahaan terbesar keempat di ASEAN," kata Alexander.

Lebih lanjut, Alexander, menjawab pertanyaan media massa menerangkan bahwa pada 2014, pihaknya mencatatkan angka pencairan baru (booking) sebesar Rp 7,9 triliun. Sampai dengan 2015 usai, angka pencapaian pada 2014 itu menanjak menjadi Rp 8,3 triliun. "Tahun ini kami menargetkan tumbuh 10 persen," tutur Alexander.

Sementara itu, masih menurut Alexander, pihaknya mencatatkan kredit macet (NPL) pada 2015 sebesar 0,38 persen. "NPL memang mengalami kenaikan tiga kali lipat dibandingkan tahun 2014," kata Alexander sembari menambahkan bahwa pada 2016, pihaknya bakal menurunkan NPL kembali ke posisi di kisaran 0,30 persen.

Kemudian, menurut Laporan Tahunan 2014 oleh BII Finance Center, pertumbuhan total portofolio pendapatan perusahaan mencapai angka 11,75 persen. Dengan rasio laba tahunan berjalan terhadap pendapatan sebesar 35 persen, perusahaan mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 353 miliar. Pada periode sama aset perusahaan berjumlah Rp  4,2 triliun.

Kini, Maybank Finance sejak berdiri pada 13 Februari 1991 tetap memfokuskan diri pada sektor pembiayaan kendaraan roda empat. Data menunjukkan sejak 2014, perusahaan mengembangkan usaha baru pada pembiayaan mesin-mesin industri untuk peningkatan produktivitas serta pembiayaan alat-alat berat untuk kegiatan infrastruktur dan konstruksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com