Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal IV-2015, Kinerja Industri Pengolahan Tertekan

Kompas.com - 08/01/2016, 18:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kegiatan usaha di Indonesia pada kuartal IV-2015 melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 3,02 persen, lebih rendah dibandingkan 5,06 persen pada kuartal III-2015.

Perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan kontraksi yang lebih dalam pada sektor pertambangan dan penggalian dengan SBT sebesar -1,18 persen.

Rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal IV-2015 berada pada level 75,23 persen, lebih rendah dibandingkan 75,36 persen pada kuartal sebelumnya.

"Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2015 masih berada dalam tekanan kontraksi, namun membaik dibandingkan periode sebelumnya (SBT -0,84 persen) sebagaimana diindikasikan oleh SBT sebesar -0,34 persen," tulis BI dalam keterangan resmi, Jumat (8/1/2016).

Meskipun kinerja industri pengolahan berada dalam tekanan kontraksi, dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan pada kuartal IV 2015 lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Secara triwulanan, kegiatan usaha pada kuartal I 2016 diperkirakan mengalami ekspansi. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada kuartal I 2016 sebesar 8,59 persen.

"Ekspansi kegiatan usaha terutama diperkirakan terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 2,96 persen) dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan (SBT 2,03 persen)," kata bank sentral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com