Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2016, Sinarmas Fokus Memoles Bisnis Lawas

Kompas.com - 13/01/2016, 13:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Grup Sinarmas tak akan menambah panjang deret lini bisnis atau anak perusahaan anyar pada tahun ini. Grup perusahaan yang didirikan oleh taipan Eka Tjipta Widjaja itu memilih membesarkan bisnis yang saat ini sudah berjalan.

Salah satu bisnis yang akan  Grup Sinarmas kembangkan yakni bisnis e-commerce melalui Sinarmas Digital Nusantara. Perusahaan itu mengoperasikan Sinarmas Digital sejak tahun 2015.

"Bisnis e-commerce akan mulai digenjot tahun 2016 ini," kata Managing Director Sinarmas Gandhi Sulistiyanto kepada Kontan, Selasa (12/1/2016).

Dari catatan Kontan sebelumnya, Grup Sinarmas tak cuma punya Sinarmas Digital di bisnis e-commerce. Mereka juga memiliki startup e-commerce bernama Excite Point yang berdiri 2013. Ini adalah bisnis patungan dengan perusahaan Jepang.

Pada tahun 2014, Grup Sinarmas juga berinvestasi di perusahaan startup asal Singapura yakni MyRepublic Limited sebesar 19,63 juta dollar Singapura. Mereka lantas menguasai 21,5 persen sahamnya. Hanya, grup perusahaan itu tak membeberkan rapor kontribusi bisnis e-commerce.

Selain mengembangkan bisnis anak bawang, Grup Sinarmas juga tetap berhasrat membesarkan empat yang sudah lebih matang. Pertama, bisnis pulp and paper. Perusahaan tersebut tengah melanjutkan proses konstruksi pabrik kertas PT Oki Pulp and Paper Mills, yang sudah masuk tahap akhir. Target mereka, pabrik bisa beroperasi secara komersial pada pertengahan tahun 2016.

Informasi saja, Grup Sinarmas menggelontorkan dana dana investasi Rp 40 triliun untuk membikin pabrik Oki Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Pabrik tersebut akan membikin kapasitas produksi Grup Sinarmas bertambah sebesar 2 juta ton per tahun.

Manajemen Grup Sinarmas menyebutkan bisnis pulp and paper menjadi kontributor terbesar bisnis saat ini. Tanpa menyebutkan nilai, mereka menggambarkan, dari total nilai ekspor kertas nasional sekitar US$ 2,1 miliar, Grup Sinarmas menyumbang hingga separuhnya.

Kedua, bisnis crude palm oil (CPO) alias minyak kelapa sawit. Meski potret bisnis CPO mengecewakan sejak 2014, Grup Sinarmas masih menaruh harapan besar pada bisnis tersebut.

"Untuk bisnis CPO kami perkirakan sumbang 30 persen," terang Gandhi.

Ingin PLTU 2.000 MW

Ketiga, bisnis keuangan. Melalui anak perusahaan bernama PT Sinar Mas Multiartha Tbk, Grup Sinarmas berencana menggelar penerbitan saham baru atawa right issue. Namun lagi-lagi, manajemen perusahaan belum bisa menjelaskan detail rencana right issue. Yang pasti, duit right issue akan mereka pakai untuk memperkuat modal.

Rencana Grup Sinarmas lain di bisnis keuangan yakni membuka kantor cabang  Bank Sinarmas di Hongkong. Saat ini mereka tengah menunggu izin dari otoritas setempat yakni Hongkong Monetary Authority.

Keempat, bisnis energi. Grup Sinarmas bermimpi bisa memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menyuplai total 2.000 megawatt (MW) listrik. Tahun ini, mereka telah mendekap kontrak pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 900 MW.

Namun, tak semua bisnis Grup Sinarmas diprediksi bakal mulus. Mereka memproyeksi bisnis telekomunikasi tak akan banyak berkontribusi pada tahun ini.

Asal tahu saja, perusahaan tersebut melenggang melalui PT Smartfren Telecom Tbk. "Kami masih berusaha secara maksimal untuk peningkatan bisnis telekomunikasi, sumbangannya memang masih kecil," tutur Gandhi. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com