Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Penting bagi Freeport adalah Kepentingannya Sukses..."

Kompas.com - 19/01/2016, 15:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Posisi yang ditinggalkan Maroef Sjamsoeddin di PT Freeport Indonesia ternyata tidak digantikan oleh orang lokal. Sementara ini, yang duduk sebagai Presiden Direktur Freeport Indonesia adalah Robert C Schroeder.

Menanggapi apakah Schroeder bakal diberi misi sama seperti Maroef, Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara enggan berspekulasi. Yang jelas, kata dia, mau berasal dari orang lokal atau orang asing, yang menjabat sebagai presiden direktur tetap bagian dari Freeport McMoran.

"Jadi, yang dia akan jalankan sebagai CEO, ya kepentingan McMoran, bukan kepentingan orang Indonesia. Yang penting bagi Freeport adalah bagaimana kepentingan Freeport itu bisa sukses melalui komunikasi yang baik dengan CEO," kata Marwan kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Marwan juga membenarkan ketika dikonfirmasi bahwa maksud komunikasi yang baik dengan CEO itu salah satunya terkait divestasi saham Freeport.

Saat Maroef masih menjabat sebagai Presiden Direktur Freeport, penawaran saham divestasi disampaikan langsung oleh Adkerson dari McMoran. Padahal, sesuai dengan perjanjian kontrak karya (KK), penawaran divestasi saham seharusnya disampaikan oleh pejabat yang ada di Freeport Indonesia, dalam hal ini Maroef Sjamsoeddin.

Malah, sambung Marwan, gara-gara itu pula kini sedang dibahas di Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM tentang surat penawaran saham divestasi.

"Surat penawaran divestasi, menurut KK itu, harus ditandatangani dan ditawarkan oleh CEO Freeport Indonesia. Yang terjadi sekarang, surat itu datangnya dari Amerika, dari FCX. Kan sudah menyalahi KK," ucap Marwan.

Artinya, lanjut Marwan, penawaran sebesar 1,7 miliar dollar AS itu pun tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan KK.

Sayangnya, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono belum juga bisa dikonfirmasi terkait hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com