Aldian menyebutkan, kondisi ekonomi global yang meningkat walaupun tidak signifikan, bisa menjadi penopang.
Sementara, di dalam negeri tahun 2016 ini dirinya melihat bahwa pemerintah mulai memfokuskan pada belanja infrastruktur. Belanja ini nantinya akan meningkatkan produktivitas serta menarik banyak investor datang ke Indonesia.
"Meningkat 8 persen dari 2015," ujar Aldian.
Selain itu, beberapa proyek infrastruktur juga sudah mulai lelang bahkan dari bulan Oktober 2015 lalu.
"Belanjanya bisa lebih cepat. Efek ke ekonominya lebih besar," ujar dia.
Kemudian kontribusi yang lebih baik juga datang dari belanja pemerintah daerah. Kata dia, pilkada serentak akan membantu belanja daerah lebih cepat.
Sementara dari sektor swasta, paket deregulasi pemerintah akan membuat perubahan struktural di Indonesia. Selain itu, volatilitas rupiah dia nilai akan stabil di tahun ini. "Menggairahkan bagi investasi swasta," ujar dia.
Selain itu, Aldian juga mengatakan inflasi tahun ini akan relatif terkendali. Hal ini didukung oleh rendahnya harga minyak sehingga masih ada ruang harga BBM subsidi turun. Dampaknya, akan kembuat ruang Bank Indonesia untuk memotong suku bunga.
"(BI rate) Masih bisa turun lagi 75 basis poin ke 6,75 persen. 25 di Februari dan 50 lagi di kuartal II 2016," ujar dia.
"Hal di atas yang menjadi faktor daya dorong ekonomi tahun ini," tambahnya.