Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Komoditas Turun, PNBP Minerba Hanya Terealisasi 59,5 Persen

Kompas.com - 28/01/2016, 02:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, realisasi sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 mencapai Rp 253,7 triliun, atau tercapai 94,3 persen dari targetnya yang sebesar Rp 269,1 triliun.

Bambang menyebutkan, terjadi penurunan tajam pada realisasi penerimaan sumber daya alam (SDA) baik minyak dan gas bumi (migas), maupun non-migas utamanya pertambangan minerba.

"Realisasi PNBP Migas hanya terkumpul Rp 78,4 triliun, jauh di bawah realisasi 2014 yang sudah diaudit LKPP sebesar Rp 216,9 triliun," kata Bambang dalam paparan di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Penyebab utama adalah anjloknya harga minyak dunia, dan tidak tercapainya target lifting minyak.

Realisasi lifting minyak APBN Perubahan 2015 hanya mencapai 777.600 barel per hari (bph), lebih rendah dari targetnya yang sebesar 825.000 bph.

Meskipun begitu, realisasi PNBP Migas tersebut mencapai 96,3 persen dari target dalam APBN Perubahan 2015 yang sebesar Rp 81,4 triliun.

Sementara itu, realisasi PNBP non-migas hanya mencapai Rp 24 triliun, atau 63,8 persen dari target APBN Perubahan 2015 yang sebesar Rp 37,6 triliun.

“PNBP pertambangan minerba terkumpul Rp 18,8 triliun, itu di bawah tahun lalu yang sebesar Rp 19,3 triliun (audit LKPP). Jadi pengaruh harga komoditas ini menghantamnya langsung ke PNBP, terutama yang terkait tambang baik migas maupun non-migas,” kata Bambang.

Realisasi PNBP pertambangan minerba tersebut tercatat hanya mencapai 59,5 persen dibandingkan targetnya dalam APBN Perubahan 2015 yang sebesar Rp 31,7 triliun.

Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, penerimaan dari pertambangan minerba masuk dalam dua pos, yakni penerimaan SDA dan PNBP lainnya.

“Kedua-duanya turun. Tapi dibandingkan migas, turunnya harga komoditas minerba tidak begitu banyak,” kata Askolani.

Selain faktor penurunan harga komoditas, tidak tercapainya target PNBP pertambangan minerba juga disebabkan penurunan produksi.

Meski demikian, Askolani membenarkan ketika dikonfirmasi, relaksasi ekspor yang diberikan pemerintah melalui sejumlah instrumen juga menolong penurunan PNBP pertambangan minerba, sehingga turun tidak terlalu tajam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com