Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Januari Capai 0,51 Persen

Kompas.com - 01/02/2016, 11:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada bulan Januari 2016 sebesar 0,51 persen. Angka ini lebih kecil dari proyeksi Bank Indonesia yang mencapai 0,7 persen, ataupun konsesus pasar sebesar 0,66 persen.

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun sebesar 4,14 persen. Inflasi komponen inti sebesar 0,29 persen, dan inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,62 persen.

Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,82 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,02 persen. Sementara terjadi deflasi tertinggi di Gorontalo sebesar minus 0,58 persen.

Kepala BPS Suryamin menerangkan, inflasi Januari 2016 cukup rendah dibandingkan sejak 2010, kecuali dibandingkan Januari 2015 yang mencetak deflasi sebesar minus 0,24 persen.

"Januari tahun 2015 deflasi karena ada penurunan harga BBM," ucap dia dalam paparan Senin (1/2/2016).

Pada Januari 2010, inflasi sebesar 0,84 persen, angka ini naik tipis pada Januari 2011 menjadi sebesar 0,89 persen. Adapun inflasi Januari 2012 sebesar 0,76 persen, dan pada Januari 2013 inflasinya 1,03 persen. Pada Januari 2014, inflasi bahkan cukup tinggi mencapai 1,07 persen.

Suryamin menuturkan, penyumbang inflasi Januari 2016 terbesar yakni dari kelompok bahan makanan, dengan andil sebesar 0,46 persen.

"Bahan makanan yang mendorong inflasi yakni daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras, dan daging sapi," jelasnya.

Kelompok lain yang mendorong inflasi yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar dengan andil 0,13 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil sebesar 0,09 persen; kelompok sandang dengan andil 0,02 persen; kelompok kesehatan dengan andil 0,01 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil 0,01 persen.

"Yang mendorong ke bawah adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil sebesar minus 0,21 persen," kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com