Penerbitan saham baru ini digunakan untuk membayar pinjaman perseroan. Presiden Direktur dan CEO XL Dian Siswarini mengungkapkan, aksi korporasi ini dilakukan sebagai bagian dari strategi XL dalam memperkuat possi keuangan dan mengurangi resiko dan dampak valuta asing.
Adapun utang XL sampai dengan 2015 tercatat Rp 27 triliun dari sebelumnya Rp 29,6 triliun.
"Kita sudah jalani tahun 2015 sebagai tahun transformasi. Tahun ini (2016) kita ingin bersih-bersih 'lemak' dengan lebih efisien," kata Dian di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Proses aksi korporasi ini sendiri masih harus mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan digelar pada 10 Maret 2016.
Rights issue ini diharapkan bisa selesai pada semester I-2016. Adapun penasihat keuangan yang ditunjuk untuk aksi korporasi ini yakni Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.