Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Sebut Penurunan Tarif Listrik Hanya Pencitraan

Kompas.com - 02/02/2016, 14:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menurunkan tarif dasar listrik untuk pelanggan non-subsidi mulai Senin (1/2/2016) kemarin. Walau demikian, dunia usaha memandang penurunan tarif listrik tersebut tidak signifikan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan, penurunan tarif listrik sebetulnya dapat lebih dalam. Selain itu, ia juga memandang penurunan tarif listrik hanya sebuah pencitraan yang memberi efek psikologis kepada masyarakat bahwa tarif listrik turun.

"Memang kalau saya lihat lebih ke pencitraan, pokoknya turun. Sebetulnya tidak signifikan," kata Hariyadi di Menara Kadin, Selasa (2/2/2016).

Hariyadi menuturkan, dengan harga minyak dunia yang mengalami penurunan cukup tajam, seharusnya koreksi tarif listrik juga dilakukan secara signifikan. Selain itu, selisih penurunan harga minyak dengan nilai tukar pun cukup besar.

"Antara harga turun dan pelemahan kurs selisihnya besar. Harusnya punya ruang untuk turun lebih besar," ujar Hariyadi.

Menurut Hariyadi, penurunan tarif listrik seharusnya menjadi sebuah kebijakan yang responsif terhadap situasi ekonomi, khususnya penurunan harga minyak. Dengan kebijakan yang responsif, daya saing industri akan lebih baik.

"Kebijakan tidak responsif, maka daya saing tidak optimal. Tetap bisa jualan, tetapi negara lain lebih kompetitif," kata Hariyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com