Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahanan Pangan, Purwakarta Luncurkan e-Perelek

Kompas.com - 02/02/2016, 15:08 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Purwakarta meluncurkan e-perelek atau elektronik perelek. Program ini diluncurkan untuk menjaga ketahanan pangan.

“Sebenarnya ini bukan program baru. Pada zaman dulu, orang desa di Tanah Sunda menamakannya perelek,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2016).

Perelek, sambung Dedi, adalah bentuk kebersamaan masyarakat desa. Tiap warga mengumpulkan beras seikhlasnya. Biasanya satu atau setengah cangkir (gelas). Lalu secara transparan diumumkan berapa banyak beras yang terkumpul.

Beras tersebut biasanya digunakan untuk saling membantu. Warga yang tidak memiliki beras, akan mendapat bantuan beras perelek (beas perelek). Atau bisa juga digunakan ketika sedang paceklik atau terkena musibah.

“Bentuk mudahnya seperti subsidi silang antara warga yang mampu dengan yang tidak mampu. Dan saya ingin lebih mengaktifkan kembali perelek ini,” ungkap Dedi.

Namun, karena saat ini sudah musim digitalisasi, program perelek akan berkonsep e-perelek. Nantinya, beras yang terkumpul akan dilaporkan dalam bentuk digital ke desa, kecamatan, hingga Pemkab.

Dengan cara ini, sambu Dedi, Pemkab mengetahui ketahanan pangan di masyarakat sekaligus warga yang tidak memiliki beras. “Pemerintah bisa langsung ikut membantu warga yang tidak memiliki beras tersebut,” tuturnya.

Dedi menjelaskan, dalam e-perelek, warga dibebaskan untuk menyumbang beras berapa banyak. Yang pasti, petugas RT nanti akan menyimpan beras tersebut ke dalam bambu.

“Mudah-mudahan dengan program ini bisa meningkatkan rasa sosial serta saling membantu di anraea warga, terutama dalam lingkungan tetangga,” ucapnya.

Sebagai bentuk keseriusan, program ini akan dituangkan dalam aturan berbentuk perbup. Walaupun Purwakarta bukan daerah krisis pangan, namun program ini akan merekatkan masyarakat.

“Dahulu perelek sangat membantu dan kita sudah intruksikan ke seluruh Desa melalui sms center bahkan bisa berbentuk perbup,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com