Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Siapkan Persaingan dengan India

Kompas.com - 03/02/2016, 17:06 WIB

KOMPAS.com -Setidaknya empat negara Asia Tenggara yakni Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand mulai gencar mempersiapkan diri menghadapi persaingan dengan India memanfaatkan teknologi. Catatan yang mengemuka dari laman intel.co.id pada pekan terakhir Januari 2016 menunjukkan pemerintah di negara-negara tersebut berencana merealisasikan 27 proyek kota pintar alias smart city. Sementara, India sudah menyatakan bakal membuat 100 kota pintar.

Di Asia Tenggara, kata Managing Director of Intel Southeast Asia Prakash Mallya perkembangan teknologi tengah terjadi. Dalam hal ini, penetrasi digital mulai mengubah kehidupan masyarakat. "Orang kini semakin mencari satu perangkat yang dapat melakukan segalanya, tidak lagi satu perangkat untuk browsing internet dan perangkat lainnya untuk panggilan telepon. Itulah tren utama," katanya.

Selain itu, konektivitas 3G memungkinkan penggunaan baru yang pintar dari teknologi berbasis pada Internet of Things (IoT).  Singapura memiliki pertumbuhan populasi namun dibatasi oleh kendala luas daratan. Hal-hal itu mengharuskan pemerintah untuk lebih efisien dalam mengotomatisasi bidang-bidang seperti transportasi umum, manajemen lalu lintas, dan penggunaan energi.

Sementara di Indonesia, IoT dapat diimplementasikan dalam beberapa aspek, seperti lokasi mikro, transportasi masyarakat cerdas, respons yang cepat dalam situasi darurat, pembayaran digital, dan juga dapat digunakan untuk mendukung pengembangan kota pintar, yang akan direncanakan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Pada intinya, masih banyak pekerjaan yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan digital di Asia Tenggara, dan jawabannya tidak hanya sekadar membuat teknologi lebih terjangkau.

Generasi muda di kawasan Asia Tenggara sangat mengerti dunia digital. Pada saat yang sama, mereka kurang memiliki budaya yang kuat dalam penciptaan teknologi untuk mengurangi konsumsi.

"Di negara berkembang, banyak pengguna tablet dan smartphone sudah merasa senang hanya menggunakannya untuk browsing internet. Jadi, tantangan terbesar adalah untuk mendidik masyarakat tentang potensi teknologi, terutama pada PC, untuk berinovasi dan memecahkan masalah kehidupan masyarakat," tuturnya.

Ia menambahkan, di Intel, pihaknya berusaha memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk membuat konten dan menciptakan aplikasi. "Teknologi seperti RealSense, Curie, dan Galileo dapat memberikan ide-ide dan startup baru," kata dia.

Prakash menyebutkan ketika melihat kesenjangan digital, sangat penting untuk mengingat bahwa negara dengan penetrasi teknologi yang buruk menikmati keuntungan yang unik. Sementara pasar yang matang dibebani oleh infrastruktur lama. Di negara berkembang, kabar baiknya adalah bahwa tidak adanya infrastruktur lama memberikan kesempatan kepada perusahaan dan start-up untuk berpikir lagi. "Mereka dapat merebut kemampuan baru yang menarik dan benar-benar memulainya dengan melewati pesaing mereka, dan pada tahun 2016 ini, saya yakin bahwa akan banyak kejadian besar," tutup Prakash.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com