Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasarana KA Cepat Ternyata Hanya 60 Tahun, bukan 100 Tahun

Kompas.com - 03/02/2016, 17:42 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Prasarana kereta cepat Jakarta-Bandung dalam rancang bangun proyek KA cepat yang diajukan PT Kereta Cepat Indonesia China ternyata hanya 60 tahun. Padahal, Kementerian Perhubungan meminta masa pakainya bisa 100 tahun. Inilah salah satu yang membuat Kemenhub belum mengeluarkan izin pembangunan proyek hingga kini.

"Ada beberapa yang signifkan perlu diketahui bersama, salah satunya  adalah yang diajukan itu umurnya hanya 60 tahun, padahal kami minta 100 tahun minimal," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Dia menjelaskan, Kemenhub telah sepakat memberikan waktu konsesi selama 50 tahun KA cepat kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Setelah waktu konsesi habis, maka proyek tersebut harus diserahkan kepada negara tanpa memiliki utang dan dalam kondisi layak operasi.

Namun, karena umur proyek ternyata hanya 60 tahun, Kemenhub mengembalikan dokumen rancang bangun proyek senilai 5,5 miliar dollar atau Rp 76,4 triliun itu (kurs 13.900) itu.

"Kalau 60 tahun, dengan konsesi 50 tahun berarti kita hanya bisa hanya operasikan 10 tahun," kata Hermanto.

Selain persoalan umur proyek, alasan lainnya Kemenhub keberatan dengan dokumen rancang bangun KA cepat adalah karena persolan jarak antar rel.

"Kalau kecepatannya 350 Km per jam, maka jarak antara as rel itu minimal 5 meter. Namun desain yang diajukan hanya 4,6 meter. Kalau 4,6 meter, perhitungan kami kecepatannya hanya bisa 250 km per jam.  Jadi kami kembalikan, mohon dipahami.  kami tidak mempersulit tapi untuk safety memang aturannya demikian," kata Hermanto.

Sementara itu, KCIC menjamin tingkat keamanan KA cepat Jakarta-Bandung tinggi. Hal itu lantaran kereta cepat mengadopsi system control CTCS-3 yang telah mendapatkan sertifikasi dari Loyd’s dan TUV serta sertifikasi Safety Implementation Level (SIL) 4.

"Saat ini SIL 4 merupakan level tertinggi dalam sertifikasi signaling yang sederajat dengan teknologi signaling dunia, seperti Alstom, Siemens dan Bombardier," kata Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jakarta, Jumat (29//2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com