Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Perbankan Turun di 2015, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/02/2016, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada kuartal IV 2015, laba industri perbankan nasional diprediksi mengalami penurunan dibandingkan periode sama di tahun lalu.

Padahal, jumlah simpanan di perbankan meningkat 8 persen di akhir 2015. Apa sebabnya?

Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan, penurunan laba perbankan nasional di 2015 tidak terlepas dari kondisi perekonomian global maupun nasional yang kurang menguntungkan.

Akibatnya, perbankan memilih untuk lebih berhati-hati dalam bisnis.

Salah satu bentuk kehati-hatian perbankan selama 2015 adalah lebih banyak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai keuangan (CKPN).

Pembentukan CKPN seiring dengan meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia periode Oktober 2015 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL perbankan nasional terlihat meningkat.

Pada Oktober 2015, NPL perbankan tercatat sebesar 2,67 persen. Jumlah tersebut naik 33 basis poin secara tahunan dari 2,34 persen.

"Angka provisi atau pencadangan untuk CKPN untuk NPL meningkat, sehingga menggerus keuntungan bank," kata Ryan kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2016).

Meskipun demikian, Ryan berpandangan kondisi industri perbankan nasional pada tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan di 2015.

Menurut dia, pada tahun ini angka NPL akan mengalami perbaikan. Dengan demikian, akan mendorong penurunan rasio CKPN.

"Tahun ini kondisinya akan lebih baik karena perbaikan NPL sehingga rasio CKPN akan menurun. Untuk tahun 2016 ini outlook-nya membaik," jelas Ryan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com