Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Masih Wajar

Kompas.com - 04/02/2016, 14:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa waktu belakangan, nilai tukar rupiah terus mengalami pergerakan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ada saat dimana rupiah menguat, namun juga ada saat dimana rupiah melemah.

Sebagai contoh, pada Senin (1/2/2016) lalu, nilai tukar rupiah menguat hingga berada pada kisaran Rp 13.600 per dollar AS.

Sementara di Rabu (3/2/2016), rupiah kembali melemah menjadi Rp 13.768 per dollar AS.

Di Kamis (4/2/2016) ini, rupiah diestimasi masih bergerak di kisaran Rp 13.700-Rp 13.850 per dollar AS.

Penguatan ini terjadi sesaat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 0,51 persen pada Januari 2016.

Apakah pergerakan rupiah tersebut wajar?

Sejumlah pihak menilai penguatan rupiah merupakan respon atas capaian inflasi yang tergolong rendah dan terkendali. Namun, ada juga yang memiliki pendapat berbeda.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih berpendapat menguatnya rupiah bukan disebabkan oleh data inflasi yang beredar, tapi lebih kepada ada dana asing yang masuk.

"Jumlahnya (dana asing) cukup besar untuk membuat rupiah menguat. Tapi di regional, rupiah tetap lemah," kata Lana, kepada Kompas.com.

Sementara Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto mengatakan persoalan naik atau turunnya nilai tukar rupiah bukan perkara luar biasa.

Namun, dia juga tidak menampik adanya dana asing yang masuk dan menyebabkan penguatan rupiah.

Menurut Ryan, nilai tukar mata uang negara lain juga mengalami pergerakan yang sama. Penyebabnya, yakni karena pergerakan nilai tukar setiap mata uang, termasuk rupiah, tergantung pada mekanisme pasar.

Artinya, pergerakan rupiah tergantung pada besaran penawaran dan permintaan yang ada.

"Tidak usah diperheboh (pergerakan rupiah). Yang terpenting adalah arah rupiah menguat dan tidak bergerak fluktuatif," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com