Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regulasi dan SDM Bisa Ganjal Indonesia Masuk TPP di 2018

Kompas.com - 04/02/2016, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah untuk meneken pakta integritas ekonomi dalam Trans-Pasific Partnership (TPP) pada 2018 mendatang dinilai terburu-buru.

Jangka waktu dua tahun yang dijanjikan pemerintah dirasa belum cukup, melihat pengalaman pemerintah dalam mempersiapkan diri masuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).  

Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Achmad Hafisz Tohir, mencontohkan pada persiapan MEA, Indonesia dinilai masih minim dari sisi kualitas sumber daya manusia (SDM).

Tengok saja, rata-rata pekerja Vietnam bisa menggunakan dua bahasa dan salah satunya adalah bahasa Inggris. Soal hospitality, pekerja Filipina dinilai nomor satu.

"Jadi meskipun buruh kita murah, belum tentu menang bersaing," kata Achmad kepada wartawan, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Pemerintah sebelumnya yakin Indonesia bisa bergabung dalam TPP pada 2018, atau dua tahun ke depan. Achmad mengingatkan pemerintah, di samping meningkatkan kapasitas SDM, setidaknya ada 12 regulasi dalam bentuk undang-undang yang harus direvisi agar Indonesia bisa bersaing kelak di TPP.

"UU Penanaman Modal Negara, UU Keuangan Negara, UU BUMN, UU Persaingan Usaha, UU Koperasi, dan lain-lain itu yang harus diperbaiki. Sekarang yang lagi dibahas di Komisi XI tentang tarif," jelas Achmad.

Pendek kata, Achmad mengatakan siap tidaknya Indonesia masuki TPP tergantung dari pembenahan regulasi yang lebih sesuai dengan level permainan negara-negara TPP.

"Kalau harus masuk TPP sekarang, saya enggak setuju. Pemerintah harus presentasikan dulu yang disiapkan dan targetnya apa," pungkas Achmad.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong sebelumnya mengakui rencana masuknya Indonesia dalam TPP menjadi topik hangat yang diperbincangkan di kabinet.

"Banyak sekali yang harus kita reformasi. Sudah mulai banyak rapat koordinasi (rakor) di Kementerian Koordinator secara formal," kata Thomas, dalam bincang-bincang terbatas dengan beberapa media, pada Selasa (2/2/2016).  

Menurut dia, TPP dan trade agreement jadi isu paling hangat yang dibahas pemerintah. Apalagi, dalam waktu dekat pemerintah akan meneken trade agreement dengan Eropa.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai integrasi ekonomi ASEAN, Thomas menuturkan pemerintah sebetulnya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut.

"Pertama, ASEAN itu belum terlalu terintegrasi. Tantangan TPP lebih besar untuk mereformasi diri agar bisa bertanding," ucap Thomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com