Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Teknologi Picu PHK

Kompas.com - 04/02/2016, 18:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan dua perusahaan elektronik yang cukup lama eksis di Indonesia, yaitu Toshiba dan Panasonic, diyakini bukan lantaran perlambatan ekonomi, ataupun rendahnya minat investasi baru di industri elektronik.

Catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bahkan menunjukkan lompatan investasi baru di industri elektronik.

Pada bulan Januari 2016, komitmen investasi di industri elektronik mencapai Rp 530 miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 85 persen dibanding periode Desember 2015 yang hanya mencapai Rp 286 miliar.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis menuturkan, PHK yang dilakukan perusahaan elektronik lebih didorong faktor perkembangan teknologi di industri elektronik itu sendiri.

"Itu biasa di berbagai perusahaan. Dulu ada TV Sony, sekarang enggak ada, kan? Jadi mereka sekarang maju pada high added value," ucap Azhar ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Azhar lebih lanjut menjelaskan, khusus untuk Panasonic, mereka melakukan restrukturisasi perusahaan guna mencapai efisiensi produksi. Sebagai konsekuensinya sejumlah karyawan harus dirumahkan.

"Jadi efisiensi. Kalau tidak (lakukan efisiensi) bagaimana bisa bersaing dengan produk-produk lain. Jadi sekarang mau mati atau efisien? Lho, sekarang siapapun juga akan begitu. Ya memang ada dampaknya ke karyawan. Ya itu konsekuensinya saja," pungkas Azhar.

Sebelumnya, Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel, Rachmat Gobel mengatakan, Panasonic Grup memang melakukan restrukturisasi perusahaan industri lampu di Indonesia yang berlokasi di Pasuruan (Jawa Timur), Cikarang, dan Cileungsi (Jawa Barat).

"Tepatnya, kami mengganti proses produksi dan mengganti teknologi (lampu) yang lebih baik dan memiliki nilai tambah lebih tinggi," ujar mantan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri itu, kemarin Rabu (3/2/2016).

Rerstrukturisasi itu terkait dengan bisnis PT Panasonic Lighting Indonesia (Perslid), di Pasuruan yang memproduksi lampu hemat energi (compact fluorencent lamp/CFL).

Lampu jenis tersebut  yang kini permintaannya di pasar dunia mulai turun, karena tren pasar lampu di dunia maupun Indonesia saat ini mengarah pada lampu LED.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com