Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Properti Melambat

Kompas.com - 12/02/2016, 09:40 WIB
M Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring melambatnya perekonomian, permintaan terhadap properti juga melemah.

Dampaknya, harga properti di pasaran tidak naik signifikan.

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) triwulan IV-2015 yang dirilis Bank Indonesia Kamis (11/2/2016) mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer.

Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2015 yang hanya tumbuh 0,73 persen (quarter to quarter/qtq), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2015 yang tercatat sebesar 0,99 persen.

Perlambatan pertumbuhan harga rumah terutama terjadi pada rumah tipe besar. Melambatnya kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2016.

Perlambatan kinerja properti juga tercermin dari melambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial yaitu sebesar 6,02 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan 7,66 persen (qtq) pada triwulan-III 2015.

Perlambatan penjualan tersebut terjadi pada semua tipe rumah terutama rumah tipe besar. Perkembangan ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial masih bersumber dari dana internal pengembang.

Sebagian besar pengembang (61,52 persen) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya.

Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan (Kredit Pemilikan Rumah/KPR).

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan untuk mendorong KPR, BTN akan menawarkan bunga KPR non subsidi sebesar 6,6 persen.  (baca : BTN Patok Bunga 6,6 Persen untuk KPR Non Subsidi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com