"Program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram tergolong sukses dalam waktu cepat," kata VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Dia mengatakan, indikator sukses adalah program tersebut dapat mendistribusikan 57,19 juta paket dalam waktu 9 tahun program berjalan.
Program ini juga mengubah pola konsumsi energi masyarakat secara masif dari semula minyak tanah ke elpiji.
Wianda menjelaskan, hingga saat ini sebanyak 89 juta tabung elpiji 3 kilogram beredar di masyarakat.
"Sukses utamanya adalah menekan subsidi BBM, utamanya minyak tanah," lanjut dia.
Menurut dia, secara akumulatif penghematan subsidi sejak pertama kali bergulir hingga saat ini telah mencapai Rp 197 triliun.
Konsumsi minyak tanah turun dari 9,85 juta kl menjadi hanya 850.000 kl, di antaranya digunakan untuk UMKM dan masyarakat di daerah yang belum terkonversi.
Saat ini konversi telah dilakukan di seluruh Indonesia, kecuali di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, berikut pulau-pulau kecil yang sulit untuk dikonversi karena keterbatasan infrastruktur dasar.
Saat ini, terdapat 3.250 agen dan 128.044 pangkalan elpiji 3 kilogram yang tersebar hingga pelosok. "Pertamina fokus dalam upaya penyediaan elpiji kepada masyarakat yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun," ujar Wianda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.