Tapi, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah melemah tipis 0,03% jadi Rp 13.476 per dollar.
Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI Trian Fathria, mengatakan ada tiga amunisi yang mendorong penguatan rupiah, kemarin.
Pertama, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan per Januari sebesar 50,6 juta dollar AS.
Kedua, penguatan bursa saham domestik maupun regional.
Faktor ketiga, penguatan yuan China yang memberi efek positif bagi mata uang Asia.
Trian menduga, sentimen positif tersebut masih berpeluang memperkuat rupiah pada jangka pendek.
Apalagi, pelaku pasar mengantisipasi pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 17-18 Februari 2016.
RDG ini diprediksi masih membuka ruang pemangkasan bunga sebesar 25 basis poin.
"Hari ini rupiah diperkirakan menguat ke kisaran Rp 13.300-Rp 13.450 per dollar AS," kata Trian.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra, sependapat dengan Trian.
Agus berpendapat, data neraca dagang memberi sentimen positif bagi rupiah. Di sisi lain, dollar AS sedang loyo, karena ketidakpastian kenaikan suku bunga.
Agus menebak, rupiah bergulir antara Rp 13.230-Rp 13.500 per dollar AS. (Maggie Quesada Sukiwan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.