Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Tahun Tak Berdokumen, TKI Akhirnya Urus Paspor Program Poros Perbatasan

Kompas.com - 16/02/2016, 15:28 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Arpon (43), mandor di perkebunan sawit milik PT Yuwan yang berada di Kunak, Malaysia, menunggu dengan sabar namanya dipanggil di loket Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Hari ini dia akan mendapat KTP dan paspor untuk kali pertama sejak 30 tahun lalu bekerja di Malaysia. (Baca: Program Pelayanan Terpadu Sentra Poros Perbatasan Nunukan Diuji Coba Hari Ini)

Sudah puluhan perusahaan dan pekerjaan yang dia masuki. Meski tanpa dokumen, pria kelahiran Sinjai ini mengaku tak kesulitan mendapatkan pekerjaan di Malaysia.

"Untuk pekerjaan, banyak majikan di Malaysia yang mau terima kita walau kita tidak berdokumen, tapi kita harus terima kalau gaji di bawah pekerja yang mempunyai paspor," ujar Arpon, Selasa (16/2/2016) di Nunukan.

Meski 30 tahun tak berdokumen, Arpon mengaku tak pernah ditangkap Polisi Negara Malaysia.

Pun saat Malaysia gencar melakukan operasi terhadap buruh migran yang tak berdokumen beberapa tahun lalu, Arpon tetap lolos dari kejaran polisi Malaysia.

"Saya tak pernah jalan-jalan di bandar (kota). Ke Bandar kalau ada perlu sekali," ujarnya.

Selain jarang mengunjungi keramaian, Arpon mengaku bahwa ketekunannya bekerja membuat dirinya aman dari razia buruh migran yang tak berdokumen karena majikan tempatnya bekerja memberi perlindungan.

Berkat ketekunannya, sekarang Arpon mengaku memiliki gaji yang lumayan di perusahaan sawit tempatnya bekerja.

Sebagai mandor yang mengawasi puluhan pekerja, Arpon mengaku bisa mengumpulkan uang hingga 2.000 ringgit per bulan.

Dia mengaku gaji yang lebih kurang setara dengan Rp 7 juta itu mampu menghidupi istri dan kelima anaknya.

Dengan adanya program Pelayanan Terpadu Sentra Poros Perbatasan, dia mengaku sangat berterima kasih sehingga bisa mengurus dokumen keimigrasian tanpa kesulitan.

Arpon mengaku memilih masuk ke Malaysia tanpa dokumen karena pada tahun 1980-an sangat mudah pergi ke negeri jiran tersebut.

Terlebih lagi, seiring waktu, banyaknya kenalan di Malaysia yang mempermudah dirinya keluar masuk ke negara tersebut.

Namun, pilihan memiliki dokumen resmi, menurut dia, adalah pilihan yang terbaik dibandingkan harus kucing-kucingan dengan aparat di Malaysia.

Rencananya, Arpon juga akan meminta istrinya untuk mengurus paspor melalui program poros perbatasan tersebut.

"Bergantian nanti dengan istri karena masih ada anak umur empat tahun," ujar Arpon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com