Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepertiga Perusahaan Minyak Dunia Berisiko Tinggi Bangkrut

Kompas.com - 17/02/2016, 11:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

HOUSTON, KOMPAS.com - Setidaknya sepertiga perusahaan minyak dunia berada pada risiko tinggi untuk bangkrut lantaran harga minyak yang terus menurun.

Kejatuhan harga minyak telah membatasi belanja dan kemampuan membayar utang. Demikian hasil studi yang dihelat biro audit dan konsultan Deloitte.

Studi tersebut dilakukan terhadap lebih dari 500 perusahaan produksi dan eksplorasi migas di seluruh dunia.

Deloitte menyoroti beberapa isu yang dihadapi perusahaan minyak, seperti harga minyak mentah yang bertengger di level terendah dalam lebih dari satu dekade, marjin yang menipis, dan tekanan untuk memangkas bujet hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan.

Setidaknya ada 175 perusahaan yang berisiko bangkrut karena terlilit utang lebih dari 150 miliar dollar AS.

Selain itu, nilai penjualan saham dan aset juga menurun sehingga menghalangi kemampuan mereka untuk memperbaiki kas perusahaan.

"Perusahaan-perusahaan ini menunda keputusan penting selama mungkin dan sekarang mereka dalam bahaya dan kini menuju ke kematian. Ini soal likuiditas," kata William Snyder, kepala restrukturisasi global Deloitte.

Akibat kondisi tersebut, para produsen minyak harus memangkas bujet untuk tahun 2016.

Dalam studi itu, Deloitte juga menemukan bahwa perusahaan penyedia layanan tambang minyak, yakni yang menyediakan staf dan peralatan yang diperlukan untuk mengebor sumur minyak cenderung memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami kebangkrutan ketimbang produsen.

Pasalnya, produsen memiliki biaya modal dan utang yang lebih besar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com