Selain itu, RDG BI juga memutuskan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam rupiah sebesar 1 persen menjadi 6,5 persen.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, keputusan bank sentral untuk menurunkan GWM Primer tersebut bertujuan untuk memberikan tambahan likuiditas.
Ia menyebut, akan ada penambahan likuiditas sebesar Rp 34 triliun ke pasar.
"Terkait dengan GWM yang diturunkan, paling tidak berdasarkan kajian kita akan menambah likuiditas Rp 34 triliun," jelas Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Karena ada aspek teknis yang perlu dipersiapkan oleh perbankan, maka bank sentral mulai memberlakukan besaran GWM Primer tersebut terhitung 16 Maret 2016 mendatang.
Dengan penurunan GWM Primer ini, maka diharapkan penyaluran kredit perbankan dapat lebih baik.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, tanpa penurunan GWM Primer saja, pertumbuhan kredit tahun 2016 diprediksi dapat tumbuh 12,5 persen.
Dengan penurunan GWM, tentu penyaluran kredit dapat lebih kencang.
"Kalau ditambah dengan penurunan GWM Primer, maka pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi menjadi 14 persen," tutur Perry.
Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit tahun 2015 tercatat sebesar 10,5 persen dalam setahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.