Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate Berpeluang Turun Lagi

Kompas.com - 19/02/2016, 22:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melalui rapat dewan gubernur terakhir, memutuskan memotong suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 7 persen.

Melihat proyeksi perkembangan ekonomi ke depan, sejumlah analis menyampaikan masih ada peluang BI untuk kembali memangkas BI rate.

Menanggapi keputusan BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 7 persen, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan, sudah sepatutnya BI rate turun karena beberapa hal.

Pertama, selisih antara inflasi dan BI rate sudah terlalu lebar.

"Selama 2015, inflasi kita tergolong cukup rendah," kata Dzulfian kepada kompas.com, Jumat (19/2/2016) di Jakarta.

Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga tergolong stabil, bahkan cenderung menguat belakangan ini.

Ketiga, tren negara-negara di dunia, kecuali Amerika Serikat, memang sedang memotong suku bunga acuannya.

Dia menyebut, bahkan di banyak negara seperti Jepang, Denmark, dan Swedia, menerapkan kebijakan suku bunga negatif (negative interest rate policy) atau suku bunga kurang dari nol persen, dalam rangka memberikan stimulus pada perekonomian mereka yang sedang mandek.

"Oleh karena itu, penurunan BI rate menjadi 7 persen sudah tepat karena memang ini yang harus dilakukan BI. Bahkan jika indikator-indikator di atas masih tetap terjadi, ada peluang bagi BI untuk terus memangkas suku bunganya," sambung Dzulfian.

Mandiri Sekuritas bahkan mengestimasi adanya penurunan BI rate lagi pada semester I 2016 ini sebesar 25 bps. Dengan demikian, BI rate yang saat ini di kisaran 7 persen akan turun menjadi di level 6,75 persen.

Menurut Leo Rinaldy, analis Mandiri Sekuritas, beberapa faktor yang dapat mendorong penurunan BI rate antara lain penurunan harga BBM dan potensi deflasi dalam beberapa bulan mendatang.

BI sendiri memprediksikan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,14 hingga 0,15 persen.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, prediksi ini berdasarkan pada pantauan bank sentral hingga minggu ketiga Februari 2016. "Berita bagusnya adalah Februari kemungkinan deflasi sekitar 0,14 persen. Sampai minggu ketiga Februari, terjadi deflasi," kata Agus di kantornya, Jumat (19/2/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com