Soalnya, KCIC ingin menggunakan trase di wilayah Bekasi Barat yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai trase LRT Jabodetabek (Baca: Ditelikung Kereta Cepat, Adhi Karya Mengalah Jalur LRT Berubah).
"Ya yang mengerjakan kereta cepat harus menyediakan lahan pengganti untuk LRT-nya," kata Jonan kepada wartawan usai Peresmian Pelabuhan Penyeberangan Amolengo-Labuan, di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/2/2016).
Ketika kembali ditanyakan soal kesungguhan KCIC untuk mengganti trase yang diinginkan, mantan Direktur Utama PT KAI (Persero) itu memastikan KCIC sudah menyodorkan beberapa opsi penggantinya.
"(Mereka) mau. (Sudah) mau. Sudah ada pernyataannya," imbuh Jonan.
Saat ditanyakan kemungkinan investasi LRT yang membengkak gara-gara perubahan trase tersebut, Jonan mengatakan pertambahan investasinya akan ditanggung KCIC.
Total investasi LRT diperkirakan Rp 34 triliun. Dari angka kebutuhan itu, PT Adhi Karya (Persero) berencana mengambil bagian 30 persen, atau sekitar Rp 10,2 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Adhi Karya, Kiswodarmawan mengatakan, pihaknya menyerahkan kebijakan trase LRT kepada Kementerian Perhubungan.
"Soal tumpang tindih dengan trase HSR, kami serahkan Kemenhub. Dulu kami kan idenya di Selatan tol. Ternyata HSR datang, juga pingin di Selatan tol. Jadi tumpang tindih. Kami serahkan Kemenhub yang punya kewenangan menerapkan trase," kata Kiswodarmawan, Kamis lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.