Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Mengarah ke Fed Setelah Paparan Data Inflasi AS

Kompas.com - 22/02/2016, 06:22 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters
NEW YORK, KOMPAS.com - Minggu ini, pasar akan penuh dengan rilis data ekonomi serta agenda pidato para pembuat kebijakan di bidang ekonomi.

Oleh sebab itu, para investor juga harus melihat langkah Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS), sebagai petunjuk langkah apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya.

Namun, paparan data inflasi pada Jumat lalu, mendorong fokus lebih ke Fed.

Fed pada 2016 ini hadir dengan estimasi kenaikan suku bunga antara tiga hingga empat kali, hal ini membuat pasar memperhatikan langkah Fed, yang sudah menaikkan bunga satu kali di Januari.

Tapi, data inflasi AS di Jumat menunjukkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI), sebagai bahan untuk melihat inflasi di AS, naik tertinggi sejak 4,5 tahun terakhir ke level 2,2 persen.

Angka tersebut diatas estimasi Fed di 2,0 persen, walaupun angka tersebut bukan menjadi benchmark inflasi di Fed.

Tekanan pada harga tersebut merubah ekspektasi pasar akan langkah kedepan Fed.

"Angka inflasi membuat pasar lengah," kata Joseph Lavorgna, senior ekonom di Deutsche Bank di New York.

"Pada minggu lalu, harga di pasar ditengarai naik 25 persen jika Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun. Tapi saat ini kenaikannya diatas 40 persen akibat estimasi CPI yang lebih kuat," lanjut dia.

Nilai tukar dollar juga naik seiring naiknya yield Treasury setelah paparan data.

Kenaikan ini seiring pandangan pasar akan naiknya inflasi, disaat Fed akan memberlakukan kebijakan yang lebih ketat.

Sementara itu, mata uang Euro mencapai level terendah sejak 3 Februari.

Pasar ekuitas juga hampir mengarah pada kebijakan Fed. Suku bunga rendah seolah mendorong saham secara umum, dengan pembayar dividen tertinggi menjadi favorit investor.

Dalam sebuah lingkungan dimana suku bunga meningkat, bank cenderung jadi pihak yang memimpin.

Ekspektasi naiknya suku bunga sudah dianggap sebagai penyebab turunnya pasar saham hingga 11 persen tahun ini.

Indeks S&P 500 SPX turun 6 persen sepanjang 2016, dan dalam poisisi positif dalam tiga minggu terakhir disepanjang tahun.

Angka inflasi yang ditambahkan pada data ekonomi terbaru, termasuk ruang kerja yang meningkat dan pembelanjaan konsumen, akan mendorong Fed untuk secara serius mempertimbangkan kenaikan suku bunga, kata Jim Paulsen, Chief Investment Officer di Wells Capital Management di Minneapolis.

"Saya pikir jika ini terjadi, masyarakat akan kembali berhemat," lanjut dia.

Pada Jumat mendatang, data ekonomi akan semakin banyak dari para pejabat Fed. Termasuk hasil survei fed akan kondisi bisnis As.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com