Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Didorong Tingkatkan Level Kemudahan Berusaha

Kompas.com - 28/02/2016, 13:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia didorong meningkatkan peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing bussiness yang saat ini berada di peringkat 109.

Menurut Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng, peringkat Indonesia idealnya berada di posisi 40.

"Peringkat kita masih sangat rendah dibandingkan dengan Singapura, Thailand, Malaysia," ujar Endi dalam paparannya di Jakarta, Minggu (28/2/2016).

Berdasarkan survei yang dibuat World Bank, Singapura di posisi pertama, Thailand menempati posisi 26 dan Malaysia di posisi 18.

Menurut Endi, rendahnya peringkat kemudahan berusaha di Indonesia salah satunya dipengaruhi tumpang tindih regulasi perizinan.

Bahkan, untuk memulai usaha saja sudah banyak perizinan yang perlu dipenuhi.

Padahal, menurut Endi, perizinan tersebut bisa dipangkas dan disederhanakan.

"Kita lihat di Medan, kadang untuk menerbitkan izin usaha, sering lempar-lemparan antara instansi," kata Endi.

Endi menilai, terbitnya paket kebijakan ekonomi bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk berbenah.

Deregulasi dan debirokratisasi menjadi instrumen utama pelaksanaan paket-paket tersebut.

"Dalam waktu empat bulan ke depan harus ada reformassi peraturan. Kita masih menunggu langkah pemerintah dalam mendesain perubahan dan mematok target perbaikan regulasi," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan memberikan toleransi kepada menteri yang tidak mampu menjalankan tugas.

"Menterinya bingung, ya silakan. Saya beri angka punya alasan. Kalau mampu, berarti menterinya kerja. Kalau tidak bisa, berarti tidak mampu. Saya ingin simpel, jangan dibuat sulit," ucap Jokowi.

Dalam banyak kesempatan, Jokowi selalu mengatakan bahwa dirinya ingin Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Cara yang ia tempuh adalah mempercepat kerja, mempermudah berinvestasi, dan memangkas regulasi yang menghambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com