"Panen raya atau musim puncak panen belum terjadi. Yang terjadi saat ini baru panen sporadis (terjadi di banyak daerah dengan skala kecil)," kata Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa kepada Kompas.com, Minggu (28/02/2016).
Dia menegaskan, pemerintah harus hati-hati mengumumkan waktu yang tepat untuk panen raya. Jika tidak tepat, hanya akan membuat harga gabah anjlok di level petani.
"Panen raya atau puncak musim panen baru sekitar Maret-April karena tanam yang relatif besar bulan Desember," papar Andreas.
Dia menjelaskan, pengumuman panen raya oleh pemerintah bisa menjadi kesempatan bagi para tengkulak untuk "bermain".
Pengumuman bahwa sudah terjadi panen raya akan menciptakan kesan di masyarakat bahwa sedang terjadi kelebihan produksi. Hal ini berpotensi menekan harga gabah di level petani.
"Apalagi diumumkan ada panen serentak seolah-olah terjadi kelebihan produksi atau produksi tinggi," ujar dia.
Menurut dia, harga gabah saat ini sudah turun di beberapa tempat. "Yang ada nanti harga akan lebih drop lagi karena tengkulak mulai bermain," pungkas Andreas
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menggelar "Panen Raya Serentak di Tujuh Provinsi" pada Senin (29/2/2016) besok.
Tujuh provinsi yang akan melakukan panen serentak tersebut antara lain provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat dengan total lahan sebesar 2.927 hektare (ha).
(Baca: Senin Besok, Kementan Gelar Panen Raya di 7 Provinsi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.