Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengerek Turun Suku Bunga Ala Faisal Basri

Kompas.com - 01/03/2016, 14:49 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Faisal Basri, pakar ekonomi Universitas Indonesia yang juga mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, mengatakan bahwa suku bunga Indonesia yang saat ini masih berada pada kisaran diatas 10 persen masih tinggi.

"Jika dikoreksi dengan laju inflasi sehingga diperoleh tingkat suku bunga riil, suku bunga di Indonesia tertinggi baik untuk pinjaman maupun deposit," kata Faisal, melalui blog-nya, faisalbasri01.wordpress.com, yang ditautkan ke akun Twitter-nya, @FaisalBasri.

Suku bunga Indonesia tersebut dibandingkan dengan suku bunga di beberapa negara ASEAN dan negara BRIC (Brasil dan China) serta Afrika Selatan.

Berdasarkan perbandingan tersebut, selisih antara suku bunga pinjaman dan suku bunga deposit  di Indonesia bukanlah yang tertinggi, hanya 3,8 persen.

Perbedaan paling tinggi adalah di Thailand, menyusul Filipina, masing-masing 4,8 persen dan 4,3 persen. Suku bunga terendah adalah Malaysia (1,6 persen). Vietnam di posisi kedua sebesar 2,9 persen.
 
Menurut dia, negara-negara ASEAN yang menikmati suku bunga rendah disebabkan setidaknya oleh dua faktor.

Pertama, beberapa negara ASEAN telah berhasil melakukan konsolidasi perbankan. Yang paling berhasil adalah Singapura, lalu Malaysia. D

Dengan konsolidasi, modal semakin kuat dan tercapai keekonomian skala (economies of scale), sehingga efisiensi meningkat.

Menurut dia, bagaimana mau konsolidasi kalau bank-bank pemerintah saja tidak kunjung terkonsolidasikan. Padahal tidak ada perbedaan karakteristik antara Bank Mandiri dan Bank BNI.

"Sepatutnya kedua bank itu digabung secepatnya," tulis Faisal.

Kedua, pasokan kredit relatif besar, sehingga memunculkan persaingan yang lebih ketat.

Faisal mengatakan, Kredit domestik ke sektor swasta di Indonesia amat rendah, hanya 38 persen dari produk domestik bruto (PDB).

faisal basri Penetrasi kredit di Indonesia masih sangat rendah, menurut World Bank.
Penghambat lain yang membuat suku bunga sulit turun berasal dari pemerintah sendiri.

Faisal menyimpulkan, keberhasilan pemerintah menekan inflasi jauh lebih penting bagi penurunan suku bunga.

Selain itu, kebijakan yang membuat pasokan kredit naik tajam sehingga meningkatkan persaingan di pasar kredit sangat berarti untuk menurunkan suku bunga.

"Yang tak kalah penting adalah konsolidasi perbankan dimulai dari bank-bank milik negara atau bank BUMN," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com