Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Tren Deflasi Bakal Terus Berlanjut

Kompas.com - 01/03/2016, 23:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Cepat atau lambat Indonesia diyakini akan mengikuti tren deflasi yang saat ini melanda banyak negara, atau deflasi global.

Menurut pengamat, proyeksi tren deflasi ditambah dengan harga minyak yang murah seharusnya bisa menjadi pertimbangan utama penurunan suku bunga acuan. 

Penurunan suku bunga acuan akan berguna untuk menggerakkan perekonomian.

“Deflasi global terjadi selain karena lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia,” ungkap direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Dzulfian Syafrian kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2016).

Selain itu, deflasi global juga terjadi akibat jatuhnya harga-harga komoditas dan energi khususnya minyak,

Dzulfian mengatakan, deflasi yang terjadi Februari 2016 semakin membuka lebar peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan.

“Deflasi ini akan terus berlanjut selama perekonomian global masih belum pulih dan harga-harga komoditas dan energi masih anjlok seperti saat ini,” imbuh Dzulfian.

Menurut dia, jatuhnya harga komoditas akan memukul perekonomian Indonesia yang sangat bergantung pada barang-barang komoditas mentah, terutama minyak bumi.

Namun hal tersebut dapat dikompensasi dengan murahnya harga minyak dunia, yang dinilai sebagai bonus dan insentif bagi perekonomian.

"Peluang ini harus dilihat dengan seksama oleh para pengambil kebijakan khususnya BI dan pemerintah,” tukas Dzulfian.

Deflasi

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.

Dengan demikian, inflasi tahun kalender 2016 sebesar 0,42 persen. Sementara itu inflasi tahun ke tahun mencapai 4,42 persen.

“Komponen energi pada Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 2,04 persen. Ini termasuk harga yang diatur pemerintah tadi,” kata Kepala BPS Suryamin dalam paparannya di Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Adapun inflasi komponen inti Februari 2016 sebesar 0,31 persen. Dengan demikian inflasi komponen inti tahun ke tahun mencapai sebesar 3,59 persen.

Suryamin menuturkan, pada Januari 2016 inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,62 persen. “Berarti infasi komponen inti ada pengendalian yang sangat baik,” kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com