Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Bisnis Haram yang Menyumbang 1,5 Persen PDB Dunia

Kompas.com - 02/03/2016, 04:30 WIB
KOMPAS.com - Hasil riset menunjukkan betapa tindakan kriminal punya potensi bisnis yang luar biasa besar. Meski diakui, hingga saat ini belum ada angka yang pasti mengenai jumlah uang yang berputar pada bisnis haram.

Mengutip artikel Forbes yang ditulis oleh Niall McCarthy, Senin (29/2/2016), ada sejumlah bisnis haram yang paling banyak mendulang keuntungan. Saking besarnya duit yang berputar pada sektor bisnis ini, mampu menyumbang hingga 1,5 persen produk domestik bruto (PDB) global.

Menurut data badan PBB yang mengurusi obat-obatan dan kriminalitas (UNODC), total keuntungan yang diraup organisasi kriminal internasional dari bisnis haram mencapai 870 miliar dollar AS.

Jumlah tersebut ekuivalen dengan 1,5 persen PDB dunia. Sebagaimana dikompilasi oleh Global Financial Integrity, terdapat 12 bisnis yang paling banyak memberikan keuntungan.

Global Financial Integrity, Forbes, BRINK Data kegiatan bisnis haram yang paling mendatangkan banyak keuntungan. Data per 2011

Posisi teratas, bisnis haram yang paling menguntungkan adalah perdagangan narkotika. Revenue yang dihasilkan dari bisnis ini mencapai 320 miliar dollar AS.

Posisi kedua ditempati oleh pembajakan, yang mampu menghasilkan uang sebesar sekitar 250 miliar dollar AS di seluruh dunia.

Perdagangan ilegal menempati posisi ke tiga dari bisnis haram yang paling banyak mendatangkan keuntungan. Kegiatan perdagangan ilegal di antaranya mencakup penghindaran pajak serta perbudakan.

Berikut daftar kejahatan yang paling banyak menghasilkan uang:

1. Perdagangan narkotika (Rp 4.320 triliun)
2. Pembajakan (Rp 3.375 triliun)
3. Perbudakan oleh perusahaan swasta (Rp 2.025 triliun)
4. Perdagangan minyak ilegal (Rp 145,8 triliun)
5. Perdagangan satwa ilegal (Rp 135 triliun)
6. Penangkapan ikan ilegal (Rp 128,2 triliun)
7. Perdagangan kayu ilegal (Rp 94,5 triliun)
8. Karya seni (Rp 85 triliun)
9. Perdagangan emas ilegal (Rp 31 triliun)
10. Perdagangan organ manusia (Rp 16,2 triliun)
11. Pengamanan skala kecil (Rp 13,5 triliun)
12. Perdagangan permata (Rp 12,1 triliun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com