"Deflasi terutama bersumber dari penurunan kelompok administered prices akibat kebijakan pemerintah dalam menurunkan tarif tenaga listrik (TTL) dan penurunan harga BBM," ujar Kepala KPW BI DKI Jakarta Doni P Joewono dalam keterangan resmi, Selasa (2/3/2016).
Selain itu, deflasi juga disebabkan oleh kelompok volatile vood terkait langkah pemerintah dalam manajemen stok yang lebih baik, menurunkan biaya distribusi, serta ketersediaan pasokan yang memadai.
Berbeda dengan kelompok administered prices dan volatile food yang mengalami deflasi, kelompok inti pada bulan ini tetap mengalami inflasi.
Sumber laju inflasi inti berasal dari kelompok sandang yang mengalami inflasi sebesar 1,18 persen (mtm), didorong kenaikan indeks harga emas perhiasan yang cukup signifikan (4,72 persen, mtm).
"Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas energi serta pola perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, inflasi pada Maret 2016 diperkirakan akan tetap rendah," ungkap Doni.
Penurunan kembali tarif listrik pada 12 golongan nonsubsidi serta penurunan harga bensin jenis pertamax dan pertalite per 1 Maret 2016 akan menjadi faktor pemicu rendahnya laju inflasi Maret 2016.
Di samping itu, komitmen pemerintah daerah, melalui BUMD untuk dapat menjaga stabilitas harga pangan dapat menambah keyakinan inflasi pada bulan mendatang akan tetap terjaga.
Misal, menjaga harga daging sapi di kisaran Rp 90.000 hingga Rp100.000. (Baca: Deflasi Februari 2016 Sesuai Prediksi BI)