Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Bos BCA Mengenai Mahalnya Perawatan ATM

Kompas.com - 03/03/2016, 20:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja "blak-blakan" menurutkan bahwa overhead cost perbankan salah satunya disebabkan mahalnya operasional Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

"Biaya perawatan untuk satu mesin ATM saja bisa mencapai Rp 144 juta per tahun," keluh Jahja usai paparan kinerja BCA di Jakarta, Kamis (3/3/2016). 

Menurut dia, biaya depresiasi mesin ATM yang harganya 20.000 dollar AS, bisa mencapai Rp 200 juta per bulan.

Ditambah lagi, saat ini belum ada mesin ATM buatan lokal. Sehingga, penambahan mesin ATM hanya dilakukan ketika nilai tukar rupiah melorot. Hal itu tentu saja makin menambah beban pihak bank.

"Itu sebabnya semakin lama, ATM itu menjadi barang mahal bagi bank," jelas Jahja.

Atas dasar itu, BCA akan mendorong nasabahnya untuk beralih menggunakan layanan berbasis internet untuk keperluan transaksi perbankan.

Jahja juga merevisi rencana penambahan ATM BCA. Seeblumnya, BCA akan menambah 2.759 unit ATM sampai akhir tahun ini. "Yah, tapi lihat situasi kayak begini, ya (menambah) 500-1.000 mesin ATM saja, sehingga lebih efisien," kata dia.

Rencana Jahja untuk menurunkan jumlah ATM baru tahun ini seiring dengan instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan bunga pinjaman menjadi single digit di akhir tahun ini.

Dengan melakukan efisiensi pada ATM, maka overhead cost akan turun sehingga BCA bisa memenuhi permintaan OJK tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com