Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus BRI Genjot Pertumbuhan Laba Tahun 2016

Kompas.com - 04/03/2016, 07:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggenjot pertumbuhan pendapatan berbasis biaya atau fee based income (FBI) pada tahun 2016.

Pasalnya, perseroan ingin agar profitabilitas tetap tumbuh sehat dan stabil, sehingga perlu mencari sumber-sumber pendapatan di luar pendapatan bunga atau interest income.

"Tahun 2016, perseroan mematok target pertumbuhan FBI sebesar 20 sampai 22 persen dari pencapaian di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,4 triliun. Target kontribusi FBI terhadap total pendapatan operasional sebesar 10 persen," kata Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga Amijarso dalam keterangan resmi, Kamis (3/3/2016).

Hari menjelaskan, target pertumbuhan FBI tersebut merupakan target yang wajar dan realistis.

Alasannya, Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan tahunan FBI Bank BRI sejak tahun 2010 hingga saat ini tercatat sebesar 21,5 persen per tahun.

Adapun kontribusi FBI terhadap total pendapatan di tahun 2015 tercatat 7,7 persen.

BRI/M Fajar Marta Perkembangan Fee Based Income BRI

Menurut dia, FBI di tahun 2016 ini akan ditekankan pada pertumbuhan FBI yang bersumber dari transactional banking dan international business.

"Hal tersebut sesuai dengan tema Bank BRI tahun ini yaitu Regional Micro, Small, and Medium Enterprise Bank dengan Full Banking Services," ujar Hari.

Hingga akhir tahun 2015, FBI BRI didominasi FBI yang bersumber dari biaya administrasi pengelolaan rekening nasabah yaitu sebesar 53,3 persen.

Transaksi e-banking berkontribusi sebesar 22,1 persen dan international business atau trade finance tercatat 1,8 persen serta sisanya dari FBI yang bersumber dari berbagai transaksi.

Pertumbuhan transaksi trade finance tercatat sebesar 36,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 734,9 miliar.

Sementara itu, transaksi e-banking tumbuh sebesar 34,4 persen dalam setahun menjadi Rp 1,6 triliun.

Adapun pertumbuhan biaya administrasi pengelolaan rekening nasabah tercatat sebesar 13,4 persen menjadi Rp 3,9 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com