Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Luncurkan Pusat Pengembangan Keuangan Mikro

Kompas.com - 15/03/2016, 19:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi atau “OJK Proksi”.

Pusat ini ditujukan sebagai pusat pengembangan keuangan mikro dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Industri keuangan mikro memiliki peranan penting dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro dan peningkatan literasi. Keberadaan lembaga keuangan mikro mendukung peningkatan akses keuangan bagi masyarakat yang belum memiliki akses terhadap industri keuangan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

OJK Proksi ini akan mengembangkan pengetahuan dan menyediakan terobosan-terobosan model bisnis di bidang keuangan mikro dan inklusi keuangan yang tidak hanya di tataran konsep, tetapi benar-benar implementatif yang dapat digunakan baik oleh para pelaku industri, ahli keuangan, akademisi dan komunitas global.

Menurut Muliaman, OJK Proksi akan melakukan berbagai inisiatif untuk mengembangkan keuangan mikro dan inklusi keuangan seperti melakukan riset tematik, pembentukan pusat data, dan pengembangan sistem informasi LKM, penerbitan publikasi, pelatihan, serta kajian peraturan dan kebijakan, pelaksanaan seminar, dan berbagai kegiatan lainnya.

Sektor UMKM Indonesia menyumbang 60 persen Produk Domestik Bruto, dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.

Kontribusi UMKM terbukti sangat signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga akses layanan keuangan bagi UMKM harus terus diperbesar untuk mendorong pengembangannya.

Pada peluncuran OJK Proksi ini dilakukan juga penyerahan buku “Indonesia Microfinance Overview 2015”, dan dilanjutkan oleh penyerahan izin kepada sejumlah Lembaga Keuangan Mikro, serta penandatanganan Surat Dukungan oleh pihak-pihak yang telah berkomitmen untuk mendukung kemajuan industri keuangan Mikro di Indonesia.


Terus menyusut

Sayangnya, perbankan nasional cenderung terus memperkecil porsi kreditnya untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UKMK). Sebaliknya, porsi kredit ke korporasi atau perusahaan-perusahaan besar terus dinaikkan.

Kondisi tersebut tercermin dari komposisi penyaluran kredit perbankan dalam lima tahun terakhir.

Pada 2011, porsi kredit UMKM terhadap total kredit yang disalurkan perbankan mencapai 20,82 persen.

Selama tahun-tahun berikutnya, porsi kredit UMKM terus merosot hingga sebesar 18,23 persen pada akhir 2015.

Sebaliknya, porsi kredit korporasi terus meningkat dari 79,17 persen pada 2011 menjadi 81,77 persen pada akhir 2015.


Langkah perbankan ini tentu sangat berisiko.

Sebab, kinerja korporasi belakangan makin terpuruk yang dipicu oleh melemahnya perekonomian global.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com