Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Renovasi Rumah Mahal? Ini Cara Dapat Dananya

Kompas.com - 16/03/2016, 08:54 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya Renovasi rumah sama mahalnya dengan membangun rumah. Sayangnya banyak di antara kita hanya sanggup membeli rumah, namun terseok-seok manakala rumah sudah waktunya direnovasi.

Saat ini hampir sebagian besar pembelian rumah dilakukan dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan masa angsuran paling umum antara 10-15 tahun. Dengan kondisi seperti itu bisa diprediksi kualitas bangunan hanya bertahan 7-10 tahun.

Artinya setelah anda menempati rumah tersebut selama 7-10 tahun maka rumah anda sudah waktunya di renovasi.

Masalahnya, masalah itu sering muncul pada saat angsuran KPR Anda juga belum lunas. Nah, kondisi seperti ini membuat anda perlu menyimak detil ulasan sumber dana renovasi berikut ini, supaya anda tidak hanya melongo saat melihat kusen atau genting rumah sudah mulai keropos dimakan usia.

1.    Gunakan Kredit Renovasi Rumah (Refinancing)
Solusi ini hanya bisa dilakukan jika Anda punya sertifikat lebih dari satu. Biasanya bank akan memberikan pinjaman hingga 80 persen dari harga taksiran rumah. Kelebihannya bunga yang ditawarkan relatif rendah bahkan sebagian bank bahkan bekerjasama dengan produsen semen untuk membuat program layanan pembiayaan renovasi rumah.

Proses refinancing harus melampirkan KTP, Kartu Keluarga, NPWP, dan slip gaji (bagi pegawai atau karyawan). Untuk mendukung proses analis kredit, bank akan meminta anda melampirkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) renovasi rumah, Sertifikat Hak Milik (SHM) serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.    Manfaatkan Kredit Renovasi BPJS Ketenagakerjaan
Kredit renovasi ini menawarkan bunga rendah dibawah kredit renovasi bank. Syarat memanfaatkan kredit renovasi adalah karyawan sudah menjadi peserta minimal 5 tahun. Jaminannya saldo rekening BPJS ketenagakerjaan peserta. Prosesnya mudah, Anda tinggal datang ke kantor BPJS ketenagakerjaan terdekat dan ikuti semua prosedur yang berlaku.

3.    Manfaatkan Fasilitas Top Up Kredit untuk Biaya Renovasi
Solusi ini bisa dimanfaatkan oleh nasabah bank yang belum lunas KPR namun butuh biaya renovasi. Syaratnya nasabah harus sudah melewati separuh dari masa kredit dan mempunyai riwayat kredit yang baik.

Proses Top Up adalah KPR awal Anda akan ditutup dan Anda akan mempunyai kredit baru. Selisih dana plafon pinjaman Anda setelah dikurangi sisa KPR sebelumnya inilah yang bisa dimanfaatkan untuk renovasi rumah.

Kelemahannya pencairan dana cukup lama, bisa mencapai 1 bulan dan biayanya cukup besar, yaitu biaya provisi, biaya administrasi, biaya premi asuransi, biaya taksasi agunan, dan biaya notaris.

4.    Lakukan Over Kredit KPR
Selain Top Up, persaingan bunga KPR antar bank memungkinkan Anda memilih bank dengan bunga terbaik. Anda bisa mengalihkan KPR anda (take over) ke bank lain, dengan manfaat selisih plafon kredit dengan sisa pinjaman dapat Anda gunakan untuk biaya renovasi. Prosesnya mirip dengan Top Up namun beda bank.

5.    Gunakan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Sebenarnya KTA hanya cocok untuk dana darurat karena bunganya relatif mahal, bisa sampai 3 persen flat per bulan. Keunggulan produk ini yaitu dapat menyediakan dana hingga Rp 200 juta, dan prosesnya pun terbilang cepat sekitar 1-2 minggu, bahkan ada yang cuma 2-3 hari tanpa jaminan.

Sebaiknya KTA ini hanya untuk renovasi minor, dan dengan waktu pengerjaan yang singkat, atau Anda membutuhkan dana tambahan akibat kenaikan biaya konstruksi di tengah proyek.

6.    Gunakan Sistem Pembayaran Borongan atau Harian
Secara umum, masyarakat mengenal 2 sistem renovasi yang dilakukan oleh tukang yaitu borongan dan harian. Sistem borongan banyak digunakan oleh kontraktor bangunan. Jika anda pemain baru dan mengetahui secara pasti apa yang akan direnovasi, sebaiknya lakukan sistem harian. Lain halnya jika anda yakin dan sudah mengetahui konsep renovasi rumah secara matang, maka lebih baik kita menggunakan sistem borongan.

7.    Pilih Waktu yang Tepat
Waktu renovasi bisa menunjang efisiensi biaya renovasi. Saat musim penghujan seharusnya jangan melakukan renovasi karena pada musim ini tukang yang mengerjakan dapat menemui kesulitan. Di samping itu, hasil renovasi juga akan cepat rusak saat musim hujan. Karena itu, disarankan untuk melakukan renovasi di musim panas saja.

Jadi, Mau Pilih Cara yang Mana?

Sekarang tinggal Anda sendiri mau menggunakan cara yang mana. Tapi ingat, setiap cara memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Jadi, pelajari dulu setiap kemungkinan yang bisa muncul, dan sesuaikan dengan kebutuhan dan keuangan Anda sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com