Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Inggris Keluar dari Uni Eropa?

Kompas.com - 22/03/2016, 09:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com
LONDON, KOMPAS.com - Biro akuntansi Pricewaterhouse Coopers (PwC) mempelajari dua skema yang akan terjadi apabila Inggris keluar dari Uni Eropa. Pertama, jika menandatangani pakta perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Uni Eropa, atau kedua, menjalankan bisnis sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Keduanya terkait dengan referendum hengkangnya Inggris dari Uni Eropa pada 23 Juni 2016 mendatang.

PwC memprediksi, jika Inggris memutuskan tetap menjadi anggota Uni Eropa, maka pertumbuhan ekonomi tahunan dalam kurun 2016 hingga 2020 akan mencapai 2,3 persen. 

Jika keluar, masih ada 15 persen ekspansi ekonomi di bawah Free Trade Agreement (FTA) hingga 2020. 

Sementara jika Inggris keluar dari Uni Eropa dan menjadi anggota WTO, maka ekonomi mentok pada 0,9 persen.

Pada tahun 2020 mendatang, PwC memproyeksikan tingkat pengangguran mencapai 3,2 juta, namun dapat turun 550.000 dalam skenario FTA dan 950.000 dalam skenario WTO.

Wacana Inggris keluar dari Uni Eropa diyakini akan menimbulkan guncangan ekonomi serius. Sebuah laporan yang dipublikasikan CBI menyatakan, kerugian yang ditimbulkan akan mencapai 100 miliar poundsterling dan hampir 1 juta tenaga kerja.

Studi yang dihelat CBI menunjukkan, seruan agar Inggris hengkang dari Uni Eropa akan menimbulkan dampak negatif selama bertahun-tahun jika benar terjadi.

Tidak tanggung-tanggung, dampaknya berupa 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan hilangnya 950.000 pekerjaan pada tahun 2020 mendatang.

Akan tetapi, Direktur Eksekutif Vote Leave Matthew Elliott menyatakan, jumlah tenaga kerja dan ekonomi Inggris akan terus tumbuh setelah keluar dari Uni Eropa. "Meski CBI memiki pilihan yang condong pada beberapa skenario jika keluar (dari Uni Eropa), namun perlu disadari bahwa itu akan terjadi," ungkap Elliott.

Sementara itu, Direktur Jenderal CBI Carolyn Fairbairn menuturkan, keluarnya Inggris dari Unu Eropa akan memberikan dampak yang amat besar terhadap standar hidup, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi.

Penghematan dari hilangnya anggaran kontribusi Uni Eropa dan regulasi akan sebanding dengan dampak negatif pada perdagangan dan investasi. "Ini akan menimbulkan guncangan serius kepada perekonomian Inggris," tegas Fairbairn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com