Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSBC, UBS, Credit Suisse dan Bank Besar Lain Bantu "Orang Kaya" Sembunyikan Aset

Kompas.com - 05/04/2016, 12:19 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, bank raksasa Swiss UBS dan kantor hukum Panama bernama Mossack Fonseca bekerja sama dalam hubungan yang menguntungkan.

UBS memiliki nasabah yang ingin mengamankan asetnya di perusahaan perlindungan di luar negeri. Dan Mossack Fonseca merupakan pencipta 'offshore company" terbesar di dunia, sangat gembira dengan permintaan UBS.

Tapi di 2010, dibawah ancaman perundangan di Amerika Serikat mengenai pajak dan pencucian uang, UBS mengalami kerugian akibat hal itu. Direksi bank tersebut ingin keluar dari bisnis 'haram' tersebut.

Tensi memanas pada pertemuan 28 September di Zurich ketika UBS mengatakan Mossack Fonseca bertanggungjawab mengindentifikasi pemilik perusahaan perlindungan dibalik akun rahasia, artinya, bukan bank yang salah.

Pegawai Mossack Fonseca Dieter Buchholz membantah dan menyatakan firmanya tidak memiliki perusahaan yang diciptakan untuk nasabah UBS, karena bank memiliki informasi nasabah yang sifatnya rahasia.

Eksekutif UBS, Patrick Küng keberatan dan mengatakan Mossack Fonseca melanggar kode anti pencucian uang di Swiss.

Lebih dari 500 bank, anak usahanya serta kantor cabangnya membantu menciptakan 15.600 perusahaan perlindungan aset dengan Mossack Fonseca.

Bank raksasa Inggris, HSBC dan anak usahanya memiliki 2.300 perusahaan perlindungan tersebut, sementara UBS memiliki 1.100 perusahaan.

Bank besar lain yang bekerja sama dengan Mossack Fonseca misal Société Générale (979 perusahaan), Royal Bank of Canada (378), Commerzbank (92) dan Credit Suisse (1.105).

Investigasi AS akan peran bank pada penghindaran pajak ini secara cepat menyebar diluar UBS. Credit Suisse didakwa bersalah melakukan konspirasi kriminal menyemnbunyikan pajak dan harus membayar denda 2,8 miliar dollar AS.

Sementara Wegelin, bank tertua di Swiss, tutup setelah membayar denda 58 juta dollar AS untuk menghindari penyelidikan pajak.

UBS secara proaktif memutuskan untuk tidak meneruskan pembentukan perusahaan perlindungan ke nasabah kayanya sejak 2010, seiring perubahan regulasi, serta pengetatan kebijakan UBS.

Mossack Fonseca dalam sebuah statemen mengatakan, "Kami melakukan pekerjaan dengan kehati-hatian dan klien prospektif baru kadang melampaui batasan peraturan dan standar dimana kami terikat."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com